Guru Ingin Ada Perwako

Pekanbaru | Sabtu, 02 Juni 2018 - 12:18 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Saat ini ada sekitar 300 orang guru mata pelajaran bahasa Inggris di Pekanbaru mengeluhkan dampak hilangnya mata pelajaran (mapel) bahasa Inggris di tahun ajaran baru 2018/2019 mendatang. Para guru ingin dibuatkan Peraturan Wali Kota (Perwako) agar mapel tersebut tidak hilang.

“Kami ingin adanya perwako mapel bahasa Inggris agar tidak hilang. Bahkan ada kebijakan jika mapel itu dijadikan ekstrakurikuler,” kata Hadi salah satu guru swasta di Pekanbaru kepada Riau Pos, Jumat (1/6).

Baca Juga :Ratusan PNS Dilantik Jadi Jabatan Fungsional Guru

Apalagi, katanya, sebentar lagi tahun ajaran baru, tentunya dengan sistem kurikulum 2013 diterapkan artinya bahasa Inggris tidak ada lagi. “Terus kami mau kerja apa. Apalagi sebelum diterapkan kurikulum K13, mapel bahasa Inggris sudah diajarkan. Artinya siswa tidak bisa lagi belajar bahasa Inggris secara penuh,” ujarnya.

Penerapan Kurikulum 2013 tingkat  SD tahun ajaran 2018 baru mencapai 75 persen dari jumlah total 195 SD yang ada di Pekanbaru. Artinya ada 25 persen lagi masih menggunakan kurikulum KTSP 2006 tingkat SD. Namun 2019 Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru menargetkan 100 persen sudah menerapkan kurikulum 2013.

Lebih lanjut Hadi mengklaim peserta didiknya begitu antusias menerima pelajaran bahasa Inggris. Sebab, metode yang diajarkan tidak monoton seperti mata pelajaran lainya. Biasanya, katanya, ia mengemas pelajaran tadi dengan sambil bernyanyi, bermain, atau mengajarkan lewat sebuah lukisan dan gambar.  

 Plt Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi menyebutkan, jika penerapan kurikulum K13 tersebut dari pusat. “Itu kebijakan dari pusat terkait  sesuai dengan penerapan K13. Namun kami juga minta Dinas Pendidikan (Disdik) melakukan pengkajian. Apalagi guru bahasa Inggris bisa dipindahkan ke SMP,” ungkap Ayat.

Kepala Disdik Pekanbaru Abdul Jamal menyebutkan, penghapusan mata pelajaran bahasa Inggris merupakan konsekuensi perubahan kurikulum. Hingga saat ini pihaknya telah memindahkan 20 guru Bahasa Inggris SD dari 60 guru dengan status guru bantu, guru tidak tetap dan PNS yang diperjuangkan Disdik pindah ke SMPN. ‘’Kini masih ada 40 orang guru bahasa Inggris lagi yang tengah kami perjuangkan untuk dipindahkan ke SMP. Karena guru ini masih menggunakan kurikulum KTSP,’’ kata Jamal.

Sementara guru yang berstatus GTT atau honorer sekolah akan dipindahkan sesuai instruksi Disdik Pekanbaru. Karena, guru berstatus GTT dan honorer adalah tanggung jawab Disdik.(gem)

Laporan DEBSY MEDYA SEPTIANI, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook