PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hingga saat ini harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru mengalami kenaikan sebesar Rp10.000. Bahkan kenaikan harga daging sapi tersebut sudah berlangsung sejak Idulfitri tahun lalu, sehingga membuat pedagang mulai membatasi jumlah pasokan.
Pantauan Riau Pos, Senin (28/2) di Pasar Pagi Dupa, tampak sejumlah pedagang daging sapi hanya menjual beberapa kilogram daging sapi dan juga jeroan sapi di lapak dagangannya.
Bahkan, keniakan harga yang sudah berlangsung lama ini diperkirakan akan kembali mengalami lonjakan jelang Ramadan yang akan berlangsung pada April 2022 nanti.
Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Dupa, Herman mengaku, harga daging sapi saat ini berkisar Rp130.000 per kilogramnya. Di mana harga sebelumnya masih berkisar di Rp120.000 per kilogramnya.
Tak hanya mengeluhkan tingginya harga daging sapi yang ia beli dari pihak peternakan. Namun jumlah pembelian masyarakat selama pandemi juga memukul para pedagang, sehingga mereka memilih untuk mengurangi stok daging yang dijual kepada masyarakat.
"Sudah dari tahun lalu naiknya harga itu. Makanya sakarang pasarannya jadi Rp130.000 per kilogram. Itupun yang beli sakarang tidak sebanyak dulu," ucapnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Yusuf. Pedagang daging di Jalan Utama ini menuturkan dalam beberapa pekan ke depan harga daging sapi akan kembali mengalami kenaikan harga di kisaran Rp140.000 hingga Rp150.000 per kilogramnya. Hal ini dikarenakan jelang perayaan keagamaan serta kenaikan harga dari tingkat peternakan sapi potong.
Meskipun begitu, dirinya berharap harga daging sapi tidak kembali naik dan pemerintah bisa mengambil tindakan yang tepat agar pedagang tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh pasokan daging sapi maupun saat menjualnya kepada masyarakat.
"Masyarakat jelas banyak yang komplen lah. Tapi mau bagaimana lagi. Kita saja sudah dapat untungnya sedikit, kalau tidak dinaikan sesuai harga yang lain, yang ada kami yang malah merugi," katanya.
Sementara itu, salah seorang pembeli daging sapi Femi mengaku, saat ini membatasi jumlah pembeli daging sapi karena harganya yang cukup tinggi.
Dirinya juga berharap pemerintah segera menstabilkan harga kebutuhan pokok dan juga pangan lainnya. Agar masyarakat bisa kembali menikmati kebutuhan pokok dengan harga yang sesuai perekonomian masyarakat.
"Ya mau tidak maulah dikurangi jumlahnya. Lagi pula tidak untuk konsumsi setiap hari juga, tetap memang terasa berat kalau naik terus," tegasnya.(lim)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota