KALEIDOSKOP MOTOGP 2022

Tangisan Bahagia Pecco Bagnaia dalam Sejarah yang Tercipta di Ducati

Olahraga | Kamis, 29 Desember 2022 - 07:09 WIB

Tangisan Bahagia Pecco Bagnaia dalam Sejarah yang Tercipta di Ducati
Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) keluar sebagai juara dunia MotoGP 2022 usai finis kesembilan pada GP Valencia yang berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, Minggu (6/11/2022), yang sekaligus jadi balapan terakhir musim ini. (/TWITTER.COM/MICHELIN_SPORT)

TURIN (RIAUPOS.CO) – Masih terpatri kuat di ingatan Francesco Bagnaia. Sore itu 29 Oktober 2006, ia yang masih berusia sembilan tahun menangis di sofa di rumahnya di Turin, Italia.

Di hadapannya, di layar televisi, Valentino Rossi yang unggul delapan poin atas rivalnya Nicky Haiden (Honda) terpeleset dari motornya lalu kehilangan gelar juara dunia yang sudah di depan mata.


Rossi, sang idola yang kemudian menjadi mentornya, harus merelakan gelar tersebut berpindah ke tangan mendiang superstar asal Amerika Serikat tersebut.

Waktu berlalu, hingga sampai pada 16 tahun berikutnya. Sore itu, 6 November 2022, Pecco membawa keunggulan 23 poin atas pesaingnya Fabio Quartararo (Yamaha) ke seri terakhir GP Valencia.

Hanya malapetaka seperti yang pernah dialami Rossi 17 tahun lalu yang bisa menggagalkan misinya merebut gelar juara pertamanya di MotoGP. Dan tangis yang dirasakan Pecco sore itu bukanlah tangis kesedihan seperti 17 tahun lalu. Dia menangis bahagia di Valencia.

Sejarah tercipta. Bukan hanya untuknya, tetapi juga bagi Ducati. Itu adalah gelar pertama pabrikan Italia tersebut di kelas MotoGP setelah yang terakhir terjadi pada 2007 bersama Casey Stoner.

Saat usianya 8 tahun, Pecco kecil dibelikan sang ayah motor pertamanya yakni minimoto yang dilabur warna merah menyala. Dan saat merengkuh gelar perdananya di kelas premium, Pecco juga menunggang Desmosedici GP22, yang juga merah menyala.

Gelar juara dunia yang diraih Bagnaia memang datang di saat tepat. Semua elemen pendukung sedang bertemu untuk menyokong alumni akademi balap VR46 tersebut. Ban belakang Michelin yang baru klop dengan gaya balap Pecco yang smooth. Ban yang membuat Andrea Dovizioso memutuskan pensiun karena gaya balapnya melawan kehadiran ban baru itu.

Selain itu, Ducati menemukan diffuser yang mengadaptasi teknologi mobil Formula 1. Peranti itu dipasang di bagian bawah fairing. Gunanya untuk menghasilkan daya cengkeram lebih kuat pada ban dengan konsep vakum. Yakni menyedot udara di bagian bawah motor sehingga ban lebih menapak ke aspal.

Tahun depan, tantangan Pecco diprediksi bakal lebih berat. Bukan hanya menghadapi rival dari tim-tim lain. Tapi juga menahan ledakan rekan satu timnya sendiri Enea Bastianini. Percikan perseteruan internal antara keduanya sudah terlihat jelas sepanjang 2022. Apakah musim depan akan benar-benar meledak?

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook