LONDON (RIAUPOS.CO) – Usai kekalahan 0-2 dari Tottenham Hotspur di Tottenham Hotspur Stadium, Ahad (26/2/2023) malam, kabar pemecatan pelatih Chelsea Graham Potter marak di media sosial. Kalah tiga kali beruntun sekaligus nirgol atau hanya sekali menang dalam 11 laga terakhir merupakan statistik yang menyudutkan posisi Potter.
Datang sebagai pengganti Thomas Tuchel per 8 September 2022, posisi Chelsea malah anjlok dan konsisten di peringkat kesepuluh. Masih lebih bagus Tuchel yang dalam laga terakhirnya menempatkan The Blues –sebutan Chelsea– di peringkat keenam.
Kekalahan oleh Spurs merupakan kekalahan kesembilan Chelsea (7 di antaranya bersama Potter) dalam Premier League musim ini. Jumlah kekalahan yang sudah jadi patokan bagi pelatih untuk ditendang dari Chelsea semasa dimiliki Roman Abramovich. Jose Mourinho adalah yang terakhir mengalaminya. Dia dipecat begitu Chelsea menelan kekalahan kesembilan di Premier League 2015–2016.
Sorot kamera televisi beberapa kali mengarah kepada Todd Boehly, pemilik Chelsea saat ini, yang menonton laga tadi malam di stadion. Sebelum laga lawan Spurs, Boehly diklaim masih memberikan kepercayaan kepada Potter untuk membangun fondasi tim di masa mendatang. Versi pandit, gaya melatih Potter tidak cocok dengan Chelsea saat ini.
”Permainan yang diusungnya (Potter, red) tidak mengalir,” kata pandit BBC Radio 5 Live yang eks kiper Spurs Paul Robinson.
Bahkan, keputusan Potter mengembalikan striker Pierre-Emerick Aubameyang dalam skuad setelah sebulan tersisih tetap tidak membantu. Auba yang dimainkan tujuh menit sebelum waktu normal berakhir tak bisa berbuat banyak.
Performa babak belur Chelsea bersama Potter sangat bertolak belakang dengan Cristian Stellini, asisten pelatih Spurs. Dalam empat laga menggantikan Antonio Conte yang pemulihan pascaoperasi pengangkatan kantong empedu, Stellini sukses sapu bersih. Lawan-lawannya pun mengerikan. Olympique Marseille, Manchester City, West Ham United, hingga Chelsea.
Di sisi lain, ada momen menarik menjelang akhir babak pertama. Winger Chelsea Hakim Ziyech semula menerima kartu merah langsung dari wasit Stuart Attwell. Itu setelah tangan Ziyech terlihat mendorong muka wingback kanan Spurs Emerson Royal dalam kericuhan massal. Attwell sebelumnya memberi kartu kuning false nine Chelsea Kai Havertz dan Emerson karena dianggap memicu kericuhan.
Tapi, kartu merah untuk Ziyech kemudian dianulir oleh Attwell setelah melihat ke layar monitor VAR (video assistant referee). Attwell kemudian memberikan kartu kuning kepada Ziyech. Jika dilihat dari monitor VAR, Ziyech semula hanya membalas dorongan Emerson ke arah bahu. Tapi, tangan bintang timnas Maroko di Piala Dunia 2022 itu selip sehingga malah mengarah ke wajah Emerson.
”Keputusan tepat dari wasit (Attwell, red) dengan memberikan kartu kuning (ketimbang kartu merah, red),” ucap pandit sekaligus mantan striker Chelsea Jimmy Floyd Hasselbaink kepada Sky Sports.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman