MADRID (RIAUPOS.CO) -- Kapten Manchester City Kevin de Bruyne berkata empat musim menjadi anak buah Pep Guardiola ternyata belum cukup baginya untuk memahami isi otak pelatih yang dijuluki Sang Filsuf itu.
Ketika menang 2-1 atas Real Madrid pada leg pertama 16 besar Liga Champions, Kamis (27/2) di Estadio Santiago Bernabeu, De Bruyne menilai pilihan taktik yang dimainkan Pep untuk menghadapi klub yang disebut Pep sebagai rajanya Eropa tersebut di luar kelaziman.
"Selalu ada beberapa kejutan dalam strategi atau juga skuad yang dimainkan. Bahkan para pemain pun tak tahu harus melakukan apa sebelum pertandingan dimulai," kata De Bruyne kepada BT Sport.
Pep membuat bingung ketika membangkucadangkan David Silva, Fernandinho, Sergio Aguero, dan Raheem Sterling. Pelatih yang memberikan tujuh gelar buat City itu lantas memainkan formasi 4-2-4 atau memakai taktik false nine.
Penyerang Brazil Gabriel Jesus dimainkan di posisi flank kiri dan bermain sejajar dengan De Bruyne, Bernardo Silva, dan Riyad Mahrez. Pergeseran posisi Jesus itu mulai terlihat pas saat tembakan on target pertama City tercipta oleh Jesus dimenit ke-21 ketika menerima through pass De Bruyne.
"Dalam 15 menit awal kami berjuang agak sedikit lebih keras namun kami sepakat harus bisa melaluinya. Babak pertama saya rasa cukup bagus dan babak selanjutnya bertambah baik," kata pemain 28 tahun itu.
Performa De Bruyne yang mencetak gol kemenangan dari titik penalti di menit ke-83 dan membuat assist untuk gol Jesus (78’) dipuji oleh pandit Virgin Media TV Graeme Souness. Menurut mantan kapten dan pelatih Liverpool itu assist De Bruyne sungguh brilian.
Dikepung lima pemain Real, Raphael Varane, Dani Carvajal, Casemiro, Luka Modric, dan Federico Valverde sekitar tujuh meter di kanan gawang Thibaut Courtois, eks pemain Chelsea dan VfL Wolfsburg itu men-chip bola yang dengan kalkulasinya sangat pas buat Jesus. Jesus melompat, mengungguli kapten Real Sergio Ramos, untuk menyambut bola De Bruyne itu.
"Dalam situasi De Bruyne dimana dijepit lima pemain Real, saya yakin 99 dari 100 pesepak bola akan mengirim bola diagonal pada Raheem Sterling yang lebih bebas. Namun potensi bola dicapai pemain Real sebelum sampai ke Sterling mencapai 90 persen," ucap Souness.
Pep dalam post-match press conference mengatakan libur musim dingin yang diberlakukan Premier League buat pertama kalinya memberikan efek yang sangat besar buat timnya. Pemain istirahat total dan berlibur. Sedangkan eks pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu punya banyak waktu bekerja menganalisis permainan Real.
"Saya menyaksikan banyak sekali video pertandingan Real. Pola pertahanan mereka lain dari klub kebanyakan maka itulah mengapa kami harus berubah ketika melawan mereka," kata Pep dikutip ESPN. "Ada ruang dalam pertahanan Real yang bisa diserang, namun saya memilih untuk bertahan dengan menutupnya," tambah Pep. (dra/eca)
Laporan : JPG