LIVERPOOL (RIAUPOS.CO) - Everton harus mengakui keunggulan Manchester City. Meski mengakui kehebatan lawan, Manajer Everton Sean Dyche mengeluh dan memprotes keputusan wasit memberi penalti pada The Citizens.
Dalam laga di Goodison Park, Kamis (28/12), Everton sempat memimpin lebih dulu berkat gol Jack Harrison di menit ke-29. Phil Foden kemudian menyamakan kedudukan pada menit ke-53.
Tembakan Nathan Ake yang mengenai tangan Amadou Onana kemudian berujung hadiah penalti yang dieksekusi dengan baik oleh Julian Alvarez pada menit ke-64. Bernardo Silva selanjutnya mencetak gol di menit ke-86 untuk memastikan kemenangan 3-1 timnya.
Sean Dyche berbicara kepada Amazon Prime memulai wawancara dengan media dengan memuji lawan. “Mereka adalah tim yang sangat bagus, kami tahu itu. Kami tahu mereka menciptakan peluang dan Anda harus mencoba menghentikan peluang yang tidak kami lakukan,” ujarnya.
Setelah itu, ia mulai mengeritik keputusan wasit. “Kita bisa memperdebatkan penalti tersebut sepanjang hari. Para manajer melalui panggilan Zoom mengatakan bahwa itu hanya lelucon, namun begitulah yang terjadi,” ujarnya.
Bagi Sean Dyche itu keputusan yang salah. “Itu sangat wajar. Dia (Onana) tidak mengangkat tangannya untuk menyelamatkannya, dia benar-benar melompat untuk mencoba memblok bola. Bagaimana hal itu diberikan sebagai penalti adalah hal yang aneh bagi saya, tetapi saya pasti berasal dari planet yang berbeda. Malam ini hakim garis memberikan itu dan dia berjarak 18 yard jadi saya tidak tahu lagi siapa yang memberikan apa,” keluhnya.
Sean Dyche memastikan ini akan terus jadi perdebatan. “Siapa yang tahu? Semua manajer memperdebatkannya. Seseorang harus berdiri pada titik tertentu dan menyadari bahwa itu tidak bisa menjadi penalti karena dia hanya melemparkan dirinya ke depan untuk mencoba memblok bola, itu saja,” tegasnya.
Mantan wasit Mark Clattenberg di Amazon Prime menyebut aturan soal penalti harus diperbaiki. “Tidak ada yang mengatakan bahwa keputusan itu salah [untuk handball Onana] tetapi kami mengatakan bahwa dari cara hukum ditulis, itu salah dan oleh karena itu itu adalah sesuatu yang perlu diubah,” ujarnya.
Ia menyebut memang sedikit aneh sebab wasit seperti tidak punya pegangan mutlak soal aturan. “Kami melihat ada yang diberikan dan ada yang tidak diberikan setiap minggunya,” jelasnya.
Masalahnya kata Mark Clattenberg, insiden seperti handball Amadou Onana itu sangat menentukan dalam pertandingan. “Ini tentu saja mengubah permainan. Itu adalah keputusan besar,” ujarnya.
“Perbedaannya bagi saya adalah karena ini adalah tembakan ke gawang. Jika Anda memblok bola dengan tangan terentang dan ternyata itu adalah tembakan, wasit akan memberikan penalti kepada mereka,’’ katanya.(eca)
Laporan JPG, Liverpool