Zurich (RIAUPOS.CO) - PSSI tidak mendapatkan hak suaranya dalam pemilihan ketua baru pada Kongres Luar Biasa FIFA yang digelar Jumat malam. Ada dua dari 209 asosiasi anggota yang tidak memberikan suara karena masih berstatus tersanksi, termasuk Kuwait karena alasan yang sama; intervensi pemerintah.
Indonesia yang diwakili PSSI dibekukan keanggotaannya oleh FIFA sejak Mei tahun lalu, setelah negara dianggap melakukan intervensi kepada asosiasi. Ini menyusul pembekuan Kementerian Pemuda dan Olahraga terhadap PSSI pada pertengahan April 2015.
Selain Indonesia, asosiasi yang juga dicekal adalah Kuwait, karena juga ada intervensi dari pemerintah (kementerian pemuda dan olahraga), pada Oktober 2015. Bahkan, ini adalah kali ketiga Kuwait dijatuhi sanksi serupa oleh FIFA setelah tahun 2007 dan 2008. Pada kongres FIFA di Zurich itu, asosiasi Uni Emirat Arab dan Jordania sempat meminta supaya Indonesia dan Kuwait tetap diperkenankan memberikan suaranya dalam pemilihan presiden organisasi sepakbola dunia itu.
Diduga, kedua asosiasi tersanksi itu diharapkan memberi suaranya untuk kandidat Sheikh Salman Ebrahim al-Khalifa, yang juga menjabat sebagai presiden Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). Namun, permintaan itu ditolak melalui pidato Plt. Sekjen FIFA, Markus Kattner.
Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti sendiri hadir dalam kongres tersebut, Melalui akun twitter-nya, @LaNyallaMM1, dia mengunggah foto keberadaannya di sana, dan juga menuliskan sejumlah pernyataan:
Seperti diketahui, Gianni Infantino terpilih sebagai presiden baru FIFA. Ia mengalahkan tiga pesaingnya: Sheikh Salman, Pangeran Ali al-Hussein, dan Jerome Champagne. Dengan raihan 115 suara, Infantino unggul jauh dari Sheikh Salman yang hanya memperoleh 88 suara – Pangeran Ali hanya 4, Champagne nol.
Dalam pernyataan lain, FIFA juga memutuskan akan memundurkan kongres sampai Mei mendatang. Di situ akan diputuskan status Indonesia dan Kuwait, apakah sanksinya dicabut atau diteruskan.
Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi baru Senin (29/2) akan menyerahkan hasil kajiannya soal SK pembekuan pada PSSI kepada Presiden Joko Widodo – apakah segera mencabut atau masih menundanya. Ia menyebut akan ada hasil yang memuaskan semua pihak.
"Saya sudah menyelesaikan tugas dari Pak Presiden untuk mengkaji selama dua hari ini, dan saya akan menyerahkan kajian ini pada Senin besok. Hasilnya seperti apa? Saya yakin hasil kajian ini memuaskan semua pihak dan akan memberikan harapan perbaikan tata kelola sepakbola Indonesia di masa mendatang, termasuk bagi PSSI, pemain, pelatih, pelaku, semua pihaklah," ujar Imam kepada wartawan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (26/2) petang.