LONDON (RIAUPOS.CO) – Sepanjang karier kepelatihannya, durasi tersingkat Antonio Conte adalah tiga bulan. Yaitu, ketika Conte dua kali melatih SS Arezzo pada Juli 2006 sampai Oktober 2006 lalu Maret 2007 hingga Juni 2007.
Bersama Atalanta BC pun hanya selama empat bulan (September 2007–Januari 2008). Semua terjadi ketika namanya belum meroket ketika menangani Juventus (2011–2014).
Periode terpendek Conte berikutnya bisa terjadi di klub asuhannya sekarang, Tottenham Hotspur. Baru menggantikan Nuno Espirito Santo per 2 November tahun lalu, Conte ingin mengakhiri kinerjanya bersama Spurs pada akhir musim ini meski terikat kontrak sampai akhir musim depan.
Hal itu mengacu laporan L’Equipe yang menyebut bahwa Conte menawarkan diri untuk menggantikan posisi Mauricio Pochettino di Paris Saint-Germain (PSG). Kabar tersebut muncul tidak lama setelah Poche –sapaan Pochettino– diklaim tidak akan melanjutkan tugas sebagai entraineur PSG musim depan meski baru saja memenangi Ligue 1 musim ini.
Kegagalan di Liga Champions, tumbang oleh Real Madrid di 16 besar, adalah pemicunya. Selain mungkin tahu posisi tidak aman Poche, inisiatif Conte menawarkan diri kepada PSG dipicu inkonsistensi Spurs untuk memburu finis empat besar Premier League alias tiket Liga Champions.
Setelah sempat mencatatkan empat kemenangan beruntun, Hugo Lloris dkk melempem dalam dua matchweek terakhir. Masing-masing kalah 0-1 oleh Brighton & Hove Alboin (16/4) dan seri tanpa gol melawan Brentford FC (23/4).
Hasil itu membuat Spurs tergusur oleh rival derbi London Utara, Arsenal, dari peringkat keempat meski gap poin hanya 2 (58 poin berbanding 60 poin).
Jika Spurs gagal lolos ke Liga Champions, Conte disebut sudah pasti meninggalkan Enfield, markas Spurs. Sudah bukan rahasia lagi kalau Conte adalah pelatih pemburu proyek besar alias ingin melatih tim yang kompetitif untuk bersaing di level atas. Baik di liga domestik maupun Liga Champions.
Setelah melatih Juve, tim yang dibesut The Godfather memang tim kompetitif seperti Inter Milan yang dibawanya memenangi scudetto Serie A kali pertama setelah 11 tahun pada musim lalu.
”Dalam penawarannya (ke PSG, red), Conte meminta sejumlah persyaratan. Mulai gaji naik dua kali lipat dari yang diterimanya di Spurs (gaji Conte di Spurs adalah 17 juta euro atau Rp261 miliar per musim, red),’’ tulis L’Equipe.
Persyaratan lain Conte adalah meminta Direktur Olahraga Leonardo Araujo dipecat dan digantikan orang pilihannya sendiri. The Godfather juga merekomendasikan PSG untuk merekrut direktur media sosial untuk mengontrol pemain Les Parisiens yang memang sangat aktif di media sosial dan terkesan tidak fokus untuk tim.
Di sisi lain, ketika Conte menawarkan diri ke PSG, Poche malah bisa kembali ke Enfield. Seperti dilansir RMC Sport, Chairman Spurs Daniel Levy siap menerima pelatih asal Argentina itu lagi seperti pada periode 2014–2019.
”Tidak ada pelatih yang ada di benak Levy selain Poche (sebagai pengganti seandainya Conte pergi, red),” tulis RMC Sport.(io/c17/dns/jpg)
Sumber: Jawa Pos
Editor: Edwar Yaman
////