AMSTERDAM (RIAUPOS.CO) - Jika Ajax Amsterdam menerima dengan lapang dada tak juara tahun ini karena otoritas sepakbola Belanda menghentikan kompetisi Erdivisie tanpa juara, berbeda dengan klub Divisi II, RC Cambuur. Sang bos mantan klub Stefano Lilipaly itu pun meradang dan menganggap ini aib dalam sejarah sepakbola Belanda.
Seperti yang diketahui, Federasi Sepakbola Belanda, KNVB, mencapai keputusan untuk tidak lagi melanjutkan musim 2019/20. Ide ini diawali oleh mandat Perdana Menteri Belanda yang mengatakan bahwa semua pentas olahraga ditunda sampai September.
Bulan September terpaut jauh dengan wacana liga-liga Eropa lainnya, seperti Serie A dan Premier League. Bahkan Bundesliga rencananya akan kembali digelar pada awal bulan Mei nanti.
KNVB menggelar pertemuan jarak jauh untuk mencari solusi untuk Eredivisie musim ini. Dan keputusannya adalah musim 2019/20 ditiadakan. Ajax Amsterdam yang ada di peringkat atas klasemen sementara, selisih gol dengan AZ Alkmaar, ikhlas dengan keputusan itu.
Selain meniadakan juara, KNVB juga memutuskan untuk tidak mendegradasi tiga tim yang menduduki peringkat terbawah di klasemen. Lalu, tim teratas di Divisi II Belanda, Eerste Divisie, juga tidak mendapatkan jatah promosi.
Keputusan itu lantas menyulut kekesalan dari pelatih Cambuur, Henk De Jong. Sebagai informasi, Cambuur saat ini berada di puncak klasemen dengan keunggulan 11 poin dari penghuni posisi ke-3. Perlu diketahui bahwa dua tim teratas secara otomatis promosi ke Eredivisie.
"Ini terasa seperti aib terbesar dalam sejarah olahraga Belanda. Saya selalu ingin melihat yang terbaik dalam diri seseorang dan pengambilan keputusannya, tapi ini tidak pantas untuk olahraga," ujarnya kepada NOS.
"Kami punya UEFA di sisi kami, klub berada di sisi kami dan kami sedang unggul 11 poin, jadi saya tidak tahu apa yang terjadi. UEFA meminta keputusan yang adil, tapi ini tidak," lanjutnya.
Sebenarnya, KNVB bisa saja membuat keputusan bahwa dua tim teratas Eerste Divisi mendapatkan promosi dan ajang Eredivisie bakalan diikuti oleh 20 tim. Namun KNVB tak mengambil kebijakan itu dan mempertahankan format 18 tim.
"Kami adalah pemimpin (klasemen) dari pertengahan Oktober. Suasana hati klub sedang diuntungkan. Saya pikir ADO Den Haag dan RKC Waalwijk harusnya bertahan di Eredivisie, dan kami ikut bergabung," tambahnya.
"Ini adalah pukulan yang telak bagi kami dari segi olahraga dan juga finansial," katanya mengakhiri.
Sumber: CNN/Goal/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun