TOKYO (RIAUPOS.CO) – Ada delapan rider Ducati di grid MotoGP musim ini. Di saat Francesco Bagnaia bertarung ketat dengan Fabio Quartararo (Yamaha) dalam perebutan gelar juara musim ini, pasukan merah bisa dikerahkan untuk membantunya.
Namun, yang terjadi di GP Aragon Minggu lalu malah sebaliknya. Enea Bastianini (Gresini Ducati) begitu getol bertarung dengan Bagnaia hingga lap pemungkas dan akhirnya memenangi balapan.
Hasil tersebut membuat Bagnaia yang semestinya bisa meraih tambahan lima poin jika memenangi lomba, harus puas finis runner up.
Alih-alih meraih poin sempurna 25, Bagnaia “hanya” membawa pulang 20 poin dari Aragon. Alhasil, jarak poinnya dengan Quartararo masih 10 angka.
Andai Bastianini tak “merecokinya” di lap terakhir, misi Bagnaia di Motegi akhir pekan ini bakal lebih ringan. Karena gap poin tinggal 5.
Meski demikian, Bagnaia menyatakan tidak membutuhkan team order untuk bisa memenangi balapan.
”Jujur saja aku tidak membutuhkan bantuan untuk bisa bertarung di depan. Aku lebih senang memenangi balapan bukan karena (bantuan) rider lain yang memberiku jalan,” ujar Pecco-sapaan Bagnaia- dalam jumpa pers jelang GP Jepang di Motegi, akhir pekan ini.
”Namun di sisi lain, aku bukanlah pengambil keputusan di dalam tim ini.”
”Tentu, aku meminta kepada Ducati agar aku dibiarkan melakukan apa yang aku inginkan. Jika mereka memutuskan sesuatu yang berbeda denganku (memerintahkan team order) itu bukan karena (permintaan) aku.”
”Aku akan membalap (seperti biasa) dan berupaya bertarung di depan,” tambahnya.
MotoGP menyisakan lima balapan lagi. Saat ini persaingan perebutan gelar juara dunia semakin mengerucut kepada tiga rider. Yakni, Quartararo, Bagnaia, dan Aleix Espargaro (Aprilia). Ketiganya hanya terpisah 17 poin.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman