CHANGZHOU (RIAUPOS.CO) - Lagi-lagi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo memenangi duel melawan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di partai final Cina Terbuka. Sudah empat kali dua pasangan unggulan Indonesia itu menciptakan all Indonesian final. Selama itu pula gelar juara selalu jatuh di tangan Marcus/Kevin.
Ini merupakan koleksi gelar kelima bagi ganda putra nomor satu dunia itu. Di mana dua di antaranya berasal dari turnamen super 1000, yakni Indonesia Open dan Cina Terbuka. Minions, julukan Marcus/Kevin, gagal membuat hat-trick di All England yang digelar Maret lalu. Kemenangan ini sekaligus mengembalikan titel juara yang lolos dari mereka tahun lalu karena terhenti di babak semifinal.
Sebelumnya Minions telah dua kali menjadi kampiun di Cina Terbuka yang terjadi 2016 dan 2017. Pasangan Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen keluar sebagai pemenang pada edisi 2018.
“Yang pasti kami senang dapat gelar di sini. Tahun lalu kami nggak dapat gelar di sini. Kami bersyukur dengan berkat ini,” ungkap Marcus seperti dalam siaran pers PP PBSI.
Akan tetapi hasil yang diperoleh Marcus/Kevin ini agak sedikit berbeda jika dibanding laga-laga sebelumnya. Biasanya Minions selalu menang dua game langsung jika berhadapan dengan Ahsan/Hendra. Tempo permainan cepat yang dimainkan Minions tidak pernah gagal memborbardir pertahanan pasangan bapak-bapak tersebut. Meskipun hasil akhir tetap dimenangkan Minions 21-18, 17-21, 21-15.
“Hari ini (kemarin, red) mainnya nggak enak banget, apa karena tempo lawan atau karena angin. Di atas itu bolanya seperti goyang, jadi mau dismash nggak enak. Mereka sudah pengalaman banget. Bang Ahsan badannya nggak fit saja bisa masuk final,” kata Marcus.
Sebenarnya Daddies bisa saja mengalahkan Minions dalam tiga game itu. Namun, cedera yang dialami Ahsan tampaknya semakin parah. Kondisi itu terlihat jelas sangat mempengaruhi pergerakannya selama di lapangan. Hendra lebih banyak beraksi untuk mengcover bola-bola cepat yang dilayangkan Marcus/Kevin.(feb/jpg)
Pasangan unggulan kedua tersebut ingin retired, tetapi terbentur dengan aturan BWF. Jika bermain melawan rekan satu negara dan memutuskan retired, maka pemain yang retired bakal kehilangan poin. Itulah kenapa Ahsan terpaksa bermain sambil menahan sakit.
“Kami bersyukur alhamdulillah bisa sampai final walaupun kondisi saya begini. Sepertinya sakitnya menjalar dari betis ke paha. Memang begini keadaannya. Sehat saja susah lawan mereka, apalagi sakit. Memang Marcus/Kevin pemain bagus,” jelas Ahsan soal kondisinya.
Tidak ingin semakin memperparah kondisi kesehatannya, Ahsan/Hendra memutuskan batal tampil alias withdraw dari Korea terbuka 2019. Itu demi kebaikan bersama, mengingat sebentar lagi akan ada tour Eropa di Denmark dan Prancis.
“Kami batal ke Korea Terbuka. Sudah pasti nggak ikut. Lebih baik Ahsan ke dokter dulu, recovery dan fokus persiapan ke turnamen selanjutnya. Ada waktu sekitar tiga mingguan,” ungkap Hendra.(feb/jpg)