TBILISI (RIAUPOS.CO) – Petenis Natela Dzalamidze mengatakan keputusannya mengubah kewarganegaraan dari Rusia menjadi Georgia dimotivasi oleh keinginannya tampil di Olimpiade. Sedangkan Wimbledon hanyalah target perantara sekaligus bonus.
Pada April, All England Lawn Tennis Club (AELTC) melarang petenis Rusia dan Belarusia berlaga di Wimbledon gara-gara invasi ke Ukraina. Belarusia menjadi tempat utama dimulainya invasi itu.
Dalam daftar masuk Wimbledon, Dzalamidze sudah berstatus warga Georgia sehingga dia bisa berpasangan dengan petenis Serbia Aleksandra Krunic dalam ganda putri untuk Grand Slam lapangan tanah rumput itu. WTA Tour menyatakan Dzalamidze sudah mematuhi peraturan tentang perubahan kewarganegaraan.
“Dalam kasus Natela, dia telah menyerahkan paspor dan identitas Georgia karena dia berdwi-kewarganegaraan, dan sebagai akibatnya, kewarganegaraannya telah resmi diubah dalam sistem WTA,” kata WTA Tour seperti dikutip Reuters, Selasa (21/6/2022).
“Ini terjadi sebelum finalisasi dan keluarnya daftar peserta Wimbledon.”
Dzalamidze yang berayahkan orang Georgia, mengatakan meratanya kekuatan tenis Rusia dan skorsing yang diberlakukan kepada Rusia dalam Piala Billie Jean King agar bisa memenuhi persyaratan mengikuti Olimpiade, telah mendorongnya beralih kewarganegaraan.
“Keputusan ini dibuat karena saya ingin fokus kepada karier saya dan memiliki kesempatan bertanding di Olimpiade,” kata petenis berusia 29 tahun itu kepada Times.
“Diskusi pertama saya dengan WTA terjadi saat Indian Wells awal Maret. Jika saya membuat keputusan membela Georgia dan memiliki kesempatan bermain di Wimbledon, mengapa tidak? Saat ini saya memiliki peringkat terbaik dan perspektif saya saat ini adalah jauh lebih baik di Georgia,” ujarnya.
Wimbledon yang dimulai 27 Juni dicabut poin peringkatnya oleh ATP dan WTA Tours karena keputusannya dalam melarang petenis Rusia dan Belarus.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman