FINAL LIGA CHAMPIONS 2019

Kata Klopp, Tottenham Tak Pantas ke Final

Olahraga | Sabtu, 01 Juni 2019 - 21:02 WIB

Kata Klopp, Tottenham Tak Pantas ke Final

Dail Maily memperkirakan Klopp akan memakai 4-3-3 sebagai formasi andalannya. Sedangkan Spurs punya kans besar menurunkan skema 4-2-3-1 seiring fitnya Harry Kane dari cedera engkel.

Pahlawan Liverpool di semifinal Georginio Wijnaldum kepada ESPN mengatakan harus menghapus trauma kekalahan di Kiev tahun lalu. Gini, sapaan Georginio Wiknaldum, berharap hasil tahun ini akan berbeda dibanding tahun lalu.

“Final kali ini adalah pertandingan yang lain, kesempatan yang berbeda, jadi buat apa mengingat apa yang terjadi tahun lalu. Kalian pasti setuju tak ingin terus mengingat hal negatif dalam karir kalian,” ucap pemain bernomor punggung lima itu.
Baca Juga :Liverpool v Newcastle United tak ingin tergelincir

Di antara daftar skuad Liverpool yang masuk final tahun ini 90 persen masih sama. Nama baru hanya Alisson Becker, Xherdan Shaqiri, Fabinho, dan Naby Keita. Nama terakhir mengalami nasib apes karena mengalami cedera pangkal paha saat leg pertama semifinal versus Barcelona (2/5) di Camp Nou.

Fabinho dalam wawancara dengan Express berujar kalau sebagai pemain baru dirinya sadar akan kenangan pahit pada final Liga Champions musim lalu. Karena itu Fabinho menjaga ucapan dengan tak mengungkit memori Kiev pada rekan-rekannya.

“Kami tak terlalu membahas (kekalahan final di Kiev, red) saat berada di ruang ganti. Saya juga tak pernah bertanya-tanya bagaimana rasanya berada di sebuah final kejuaraan Eropa,” ujar Fabinho.

Kiper Liverpool Alisson kepada The Guardian mengatakan merasa berempati kepada pendahulunya Loris Karius yang melakukan dua blunder di final Kiev tahun lalu. Kesalahan krusial oleh Karius itu terus menempel kepadanya sepanjang perjalanan karirnya.

Alisson sadar benar menjalani kutukan kiper seperti yang dialami Karius. Apalagi kisah kelam kiper timnas Brazil, Moacir Barbossa, terus hidup di rakyat Brazil, negara asalnya. Barbossa adalah kiper yang jadi kambing hitam tragedi Maracanazo atau saat Brasil kalah 1-2 oleh Uruguay di final Piala Dunia 1950.

“Saya tak sepakat jika kesalahan disandarkan ke bahu satu orang saja karena dalam permainan ada sebelas nama. Tahun lalu bukan Karius yang kalah, melainkan Liverpool,” ujar kiper yang tahun lalu memperkuat AS Roma dan kalah oleh Liverpool di semifinal.

Sementara itu, di tubuh Spurs, bek Toby Alderweireld juga memiliki ingatan hitam mengenai bermain di final Liga Champions. Alderweireld pada final 2013-2014 membela Atletico Madrid. Los Colchoneros kalah 1-4 di tangan Real Madrid dalam masa perpanjangan.

“Kami sangat dekat dengan kemenangan akan tetapi pada menit ke-90 sekian (Sergio) Ramos mencetak gol. Dan perasaan kalah, gagal, sangatlah sulit dilupakan,” tutur Alderweireld dikutip Daily Mail. “Saya akan membawa perasaan sakit ini ke final dan saya ingin tunjukkan tak mau kalah lagi,” tambah bek berusia 30 tahun itu.

Alderweireld pada final lima tahun lalu masuk menggantikan Filipe Luis di menit ke-83. Sepuluh menit kemudian, Ramos mencetak gol yang menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Dan di akhir laga dalam babak tambahan, Atletico kalah 1-4.

Karir Alderweireld setelah final menyakitkan di Lisbon itu membuatnya tersisih dari Atletico. Musim berikutnya Alderweireld dipinjamkan ke Southampton sebelum akhirnya dilego ke Spurs. (dra)

Sumber: JPNN.com









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook