AMSTERDAM (RIAUPOS.CO) - Belanda tak pernah kehilangan talenta-talenta mudanya di pentas sepakbola dunia. Mereka selalu melahirkan generasi ke generasi dengan kualitas baik. Tiga klubnya, Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, dan Feyenoord Rotterdam, adalah tiga klub yang "ahli" dalam melahirkan bintang.
Khusus Ajax --sebelum La Masia (Barcelona) dan Castilla (Real Madrid) menjadi klub-klub pencetak bintang-bintang Spanyol-- sudah sangat dikenal akademinya sebagai pelahir bintang hebat sejak lama. Dari generasi Johan Cruyf hingga Kasper Dolberg seperti sekarang.
Dan kini, selain Ryan Gravenberch, Ajax juga melahirkan seorang Sontje Hansen. Dia saat ini adalah pilar timnas U-17 Belanda saat masuk semifinal Piala Dunia U-17 di Brazil, 2019 lalu. Di sana, Hansen menjadi salah satu bintang terang yang mengindikasikan masa depan terang sepakbola Belanda.
Timnas U-17 Belanda mengawali kiprah mereka di Piala Dunia U-17 dengan mengecewakan. Mereka hanya meraih tiga poin dari tiga laga di fase grup. Untungnya, skuat asuhan Peter van der Veen itu masih lolos ke fase gugur lewat jalur peringkat tiga terbaik.
Timnas U-17 Belanda sukses melewati adangan Nigeria di babak 16 Besar. Mereka kemudian mengalahkan Paraguay di perempatfinal. Namun, elanda mesti takluk dari Meksiko di semifinal, dan kalah di laga perebutan tempat ketiga dari Prancis.
Untungnya, Jong Belanda tak pulang dengan tangan kosong dari Brazil. Pasalnya, Hansen sukses menyabet trofi Sepatu Emas alias menjadi topskorer di turnamen tersebut dengan torehan enam gol.
Dari situ, popularitas Hansen meroket. Pemain Akademi Ajax Amsterdam yang kini berusia 17 tahun itu bahkan dikirimi ucapan selamat oleh bintang Barcelona dan timnas Prancis, Antoine Griezmann. Tentu saja, Hansen juga masuk ke dalam radar tim-tim besar Eropa, seperti Inter Milan, AC Milan, Juventus, dan RB Leipzig.
Meskipun begitu, tim top Eropa yang saat ini dikabarkan paling dekat dengan Hansen adalah Manchester City. Menurut The Guardian, City sudah beberapa kali mengirim pemandu bakat mereka untuk memantau Hansen.
Ketertarikan City terhadap Hansen adalah sesuatu yang masuk akal. Penyerang utama City, Sergio Aguero, sudah mulai uzur. City memang masih memiliki Gabriel Jesus, tetapi satu penyerang jelas tak akan cukup.
Mengakuisisi Hansen saat ini memberi waktu bagi City untuk memoles sang penyerang muda sembari menikmati masa puncak Aguero. Ketika Aguero sudah meredup dalam dua atau tiga tahun lagi, Hansen bisa diberi panggung.
Di satu sisi, City tampaknya tak perlu mengasah Hansen terlalu keras. Pasalnya, ia terbilang cukup matang untuk pemain di usianya. Buktinya, Hansen mampu dengan mudah beradaptasi ketika posisinya diubah.
Ya, Hansen awalnya bermain di sisi kanan penyerangan Timnas U-17 Belanda. Namun, memasuki matchday ketiga Piala Dunia U-17, ia diplot menjadi penyerang tunggal. Hasilnya oke—keran gol Hansen mulai terbuka setelah berganti posisi.
“Saya memulai Piala Dunia U-17 sebagai penyerang sayap kanan dan hasilnya tak memuaskan. Saya bahkan ditarik keluar di laga kedua. Untungnya, saya mendapat kesempatan kedua dan kali ini saya bermain sebagai penyerang tengah,” kata Hansen, seperti ditulis The Guardian yang dikutip Kumparan.
“Saya melakukan apa yang diminta. Tugas penyerang adalah mencetak gol dan saya melakukan itu,” lanjutnya.
Mencetak gol memang menjadi atribut terbaik Hansen. Ketajamannya tak hanya dibuktikan di Piala Dunia U-17. Ditulis Transfermarkt, ia sanggup mencetak 12 gol dari 38 penampilan bersama Ajax U-19.
Namun, pengalamannya bermain di sayap membuatnya mampu melewati lawan dengan mudah. Itu juga dibantu dengan kecepatannya yang lumayan.
Buat City, kemampuan Hansen itu bisa dibilang sempurna. Profil permainannya terlihat serupa dengan Aguero dan Jesus —penyerang dengan skill yang ciamik, tajam, dan cerdas.
Yang masih kurang dari Hansen saat ini adalah pengalaman bermain di tim utama. Ia baru dua kali tampil bersama tim utama Ajax sampai saat ini.
Namun, Hansen tak perlu mengkhawatirkan hal tersebut di City. Pasalnya, meskipun City bertabur bintang, Pep Guardiola tak segan untuk memberikan menit bermain kepada pemain-pemain muda. Kalau tak percaya, coba tanya Eric Garcia, Tommy Doyle, Phil Foden, dan Taylor Harwood-Bellis.
Hansen juga memiliki kesempatan untuk berlatih bersama pemain-pemain papan atas seperti Aguero, Kevin De Bruyne, dan Raheem Sterling. Dari situ, ia bisa menyerap banyak ilmu.
Yang lebih menyenangkan lagi buat Manchester City, Hansen bisa direkrut dengan biaya hanya 6 juta poundsterling (6,88 juta euro). Harga Sontje Hansen yang murah, terlebih untuk tim seperti City, diakibatkan oleh kontraknya yang akan usai di akhir 2020/2021.
Sumber: The Guardian/ Transfersmart/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun