ZAGREB (RIAUPOS.CO) – ’’Tidak ada lini tengah (di Piala Dunia 2022, red) sebaik yang kami miliki. Ada Luka Modric, Marcelo Brozovic, dan Mateo Kovacic. Kami juga memiliki Ivan Perisic. Tetapi, Kroasia tidak pernah masuk unggulan di turnamen mayor. Media dan pandit selalu mengunggulkan negara dengan nama dan sejarah besar,’’ papar tactician Watford Slaven Bilic seperti dilansir Watford Observer.
Pernyataan pelatih Kroasia pada 2006–2012 itu memang tepat. Vatreni –julukan Kroasia– memang lebih dikenal dengan kehebatan personel lini kedua mereka. Termasuk untuk urusan mencetak gol.
Sepanjang tahun ini, Kroasia mencetak 12 gol dari 9 laga mereka di semua ajang. Ternyata, hanya lima gol yang disumbangkan lini depan mereka.
Perinciannya, empat gol dari Andrej Kramaric dan satu gol lainnya disumbang Marko Livaja. Lima gol lainnya dilesakkan lini tengah dan dua gol berikutnya dari pemain lini belakang.
Kondisi itu bisa jadi ancaman Kroasia. Sebab, sangat riskan hanya mengandalkan ketajaman dari lini kedua.
Jika mereka tidak dalam kondisi terbaik, bukan sekadar aliran bola yang macet, melainkan juga produktivitas tim. Berdasar skuad yang ditentukan pelatih Zlatko Dalic, indikasi bahwa produktivitas dan beban kerja lebih banyak bertumpu kepada para gelandang sangat terlihat.
Total ada 10 pemain di lini tengah. Sementara itu, posisi striker hanya empat pemain. Di antara empat nama penyerang, hanya Kramaric yang moncer dengan sudah mengoleksi 20 gol dari 74 caps.
Tiga striker sisanya adalah Livaja, Bruno Petkovic, dan Ante Budimir. Jumlah gabungan gol dari tiga pemain tersebut bahkan hanya sepuluh. Meskipun, usia ketiganya bukan lagi kategori pemain muda. Yakni, Livaja, 29; Petkovic, 28; dan Budimir, 31.
ESPN menulis, Kroasia gagal menemukan suksesor Mario Mandzukic yang tampil apik di Piala Dunia 2018 yang mencetak tiga gol selama turnamen. Dilkos –julukan Mandzukic– pensiun dari timnas sebulan setelah Piala Dunia 2018 digelar. Kemudian, tahun lalu pensiun sepenuhnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman