ROTTERDAM (RIAUPOS.CO) – Bicara jam terbang, jelas entrenador timnas Spanyol adalah anak kemarin sore dibandingkan tactician timnas Kroasia Zlatko Dalic. Dalic sudah membawa Vatreni, julukan timnas Kroasia, pada titik tertinggi sejarah persepakbolaan mereka di Piala Dunia sebagai runner-up edisi 2018. Desember tahun lalu Dalic pun mengantarkan Kroasia meraih peringkat ketiga di Piala Dunia 2022 Qatar.
Namun, siapa tahu, De la Fuente si anak kemarin sore itu bisa mengejutkan tim mapan seperti Kroasia dengan Dalic pada final UEFA Nations League dini hari (19/6) nanti di De Kuip (siaran langsung RCTI/RCTI + pukul 01.45 WIB).
”Aku selalu mengatakan, ini adalah proses. Perlu waktu untuk membangun ide bersama tim ini. Dengan chemistry tim yang kini kian padu, segalanya menjadi berbeda dibandingkan era sebelumnya," papar De la Fuente kepada Marca.
Pria 53 tahun tersebut dipercaya menukangi Spanyol per 8 Desember lalu menggantikan Luis Enrique. Atau dua hari setelah Spanyol disingkirkan Maroko di 16 besar Piala Dunia. Sejauh ini De la Fuente baru mendampingi Spanyol di tiga laga dengan rekor dua kali menang dan sekali kalah.
Secara umum, De la Fuente tidak terlalu banyak merombak pemain dari era Enrique. Hanya ada lima nama baru yang dipanggilnya. Dan empat di antaranya baru melakoni debut dalam tiga laga bersama De la Fuente.
Yang ditekankan De la Fuente adalah matangnya perpaduan antara pemain muda dan senior. Salah satunya, dia memanggil penyerang Joselu yang telah menginjak 33 tahun. Namun, pemain depan RCD Espanyol itu langsung tokcer dengan membuat tiga gol dalam tiga caps-nya.
Soal kombinasi senior-junior ini, pemain muda Spanyol Gavi memberikan apresiasi untuk De la Fuente. Pengalaman pelatih asal Haro, Rioja, tersebut bersama tim junior Spanyol dinilai sebagai bekal yang bagus oleh pemain 18 tahun itu. De la Fuente membawa Spanyol jadi kampiun Euro U-19 (2015) dan Euro U-21 (2019) serta merebut medali perak Olimpiade 2020.
”Kami adalah keluarga besar yang menyatu. Kami tahu apa yang harus kami lakukan dan kami menjalin komunikasi yang baik di lapangan," tutur Gavi seperti dikutip Mundo Deportivo. Pemain FC Barcelona tersebut juga senang senior seperti Jordi Alba dan Jesus Navas rajin memberikan masukan buat pemain muda seperti dirinya.
Berbeda dari Spanyol dengan komposisi senior-junior, Kroasia justru masih bergantung kepada penggawa senior yang menjadi generasi emas mereka. Nama-nama seperti Luka Modric, Ivan Perisic, dan Marcelo Brozovic tetap jadi pilihan Dalic.
Keberadaan beberapa personel senior tersebut membuat final UEFA Nations League nanti bisa dibilang menjadi kans terakhir bagi mereka untuk meraih trofi. Sekaligus menebus kegagalan juara di dua edisi Piala Dunia terakhir.
”Kami punya satu kesempatan lagi untuk menunjukkan bahwa kami sangat kuat di olahraga ini (final dini hari nanti, Red). Kami masih memiliki karakter dan kualitas yang sama (sejak Piala Dunia 2018)," ucap Dalic kepada ESPN.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman