SEPAKBOLA DUNIA

Jorge Vilda Dipecat sebagai Pelatih Spanyol di Tengah Skandal Ciuman Rubiales

Olahraga | Kamis, 07 September 2023 - 04:35 WIB

Jorge Vilda Dipecat sebagai Pelatih Spanyol di Tengah Skandal Ciuman Rubiales
Jorge Vilda dipecat sebagai pelatih dan direktur olahraga Spanyol kurang dari sebulan setelah memenangkan Piala Dunia (INTERNET)

MADRID (RIAUPOS.CO) - Jorge Vilda dipecat sebagai pelatih dan direktur olahraga Spanyol kurang dari sebulan setelah memenangkan Piala Dunia. Pemecatan itu terjadi saat federasi sepak bola negara tersebut berupaya membatasi dampak buruk yang disebabkan oleh krisis yang terjadi setelah final di Sydney.

Dikutip dari The Guardian, keputusan tersebut diumumkan sebagai langkah pertama dari serangkaian langkah untuk memperbarui sepak bola wanita yang diberlakukan oleh presiden sementara Pedro Rocha, meskipun tidak ada alasan khusus yang diberikan atas pemecatan tersebut.


Vilda mendapat tekanan setelah memberikan tepuk tangan kepada presiden federasi, Luis Rubiales, dalam pidatonya yang di mana dia menolak untuk mengundurkan diri, meski mencium bibir Jenni Hermoso saat upacara medali di akhir final.

Spanyol akan mengumumkan skuad mereka pada hari Jumat untuk pertandingan melawan Swedia dan Swiss yang akan menentukan apakah juara dunia akan tampil di Olimpiade musim panas mendatang di Paris.

Pertemuan presiden regional memutuskan bahwa Vilda harus dicopot karena hal yang mendesak dan Rocha mengadakan pembicaraan dengannya pada Selasa pagi untuk menegosiasikan perjanjian pesangon sebelum keputusan tersebut diumumkan secara resmi pada sore hari.

Vilda memuji Rubiales dalam pidatonya di hadapan majelis federasi pada tanggal 25 Agustus, di mana Rubiales menolak untuk mengundurkan diri, mengatakan bahwa dia adalah korban pembunuhan dan menyerang apa yang disebutnya feminisme palsu.

Beberapa jam kemudian federasi mengonfirmasi bahwa mantan asisten Vilda, Montse Tome akan menggantikannya, seperti Vilda, Tome sepertinya memuji pidato Rubiales tetapi dia adalah salah satu dari 11 anggota staf yang mengajukan pengunduran diri mereka keesokan harinya dalam sebuah pernyataan yang menyerukan “restrukturisasi dan profesionalisasi” tim nasional.

Pernyataan itu menyesalkan bahwa anggota staf federasi diwajibkan duduk di barisan depan selama sidang, sehingga terlihat seperti mereka mendukung presiden. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh para pemain dan untuk Hermoso dan mendukung versinya tentang kejadian di mana dia mengatakan bahwa dia adalah korban penyerangan terhadap klaim Rubiales bahwa ciuman itu dilakukan atas dasar suka sama suka.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook