VALENCIA (RIAUPOS.CO) - Valentino Rossi menutup karir balapnya di pentas grand prix sepanjang 26 tahun, kemarin dengan tenang.
Dia meninggalkan warisan penting. Itu adalah akademi balap miliknya VR46 Academy. Sekolah balap di Tavullia itu bak mata air, yang akan terus menjadi sumber munculnya pembalap-pembalap andal di pentas grand prix dari negara asal Rossi, Italia. Rossi membangun akademi tersebut pada 2013.
Ada yang mengusik hatinya saat itu. Yakni dominasi pembalap-pembalap Spanyol yang makin menjadi-jadi di pentas grand prix. Hati kecilnya berkata, pemuda-pemuda Italia juga mampu menyaingi dominasi para pembalap Spanyol jika ada wadah yang membimbing mereka dengan baik sejak junior.
Delapan tahun berselang, impian Rossi itu sudah menjadi kenyataan. Salah satu momen besar yang membuktikan juara dunia grand prix sembilan kali itu adalah mampu menelurkan pembalap-pembalap Italia andal di GP San Marino musim lalu.
Saat itu, empat pembalap jebolan VR46 Academy berdiri di podium satu dan dua pada kelas MotoGP dan Moto2. Di sirkuit Misano tersebut, Franco Morbidelli menjadi kampiun ditemani Francesco Bagnaia di podium kedua.Sementara di Moto2, ada adik tiri Rossi, Luca Marini yang menjadi kampiun ditemani Marco Bezzecchi di posisi runner-up.
Kini, jebolan Academy VR46 makin berbicara banyak di pentas grand prix. Mereka tersebar dari MotoGP hingga Moto3. Selain Morbidelli, Bagnaia, Marini, maupun Bezzecchi, banyak nama-nama lain seperti Nicolo Bulega, Niccolo Antonelli, Andrea Migno, Celestino Vietti, Lorenzo Baldassarri, Stefano Manzi, maupun Dennis Foggia yang telah menembus grand prix.
"Valentino membangun banyak fasilitas untuk kami. Di sana kami belajar menjadi pembalap profesional sekaligus atlet yang baik," ucap Morbidelii yang saat ini membela tim pabrikan Yamaha di MotoGP, Monster Energy Yamaha, dilansir motorsportmagazine.
Pembalap 26 tahun itu menambahkan, Rossi sama sekali tidak membatasi ilmu yang dia bagi. The Doctor (julukan Rossi) sengaja membiarkan fasilitas dan seluruh pengetahuannya di dunia balap diserap maksimal oleh anak-anak didiknya.
"Vale adalah guru kami. Tapi dia juga seorang teman. Aku suka memanggilnya sebagai paman besarku. Dia telah menyatukan kami. Membiarkan kami mengembangkan keterampilan alami kami dengan maksimal," tambahnya.
Tahun depan, impian Rossi makin sempurna terwujud. VR46 kini sudah bertransformasi sebagai tim balap profesional. Musim depan tim itu pun telah dipastikan mendapat slot di kelas premier untuk bertarung dengan dua motor. Keinginan menonjolkan Italia di pentas grand prix makin kental dengan menggandeng Ducati, yang merupakan pabrikan Italia sebagai pemasok motor mereka.
Di Moto2, VR46 juga mendapat suntikan segar. Kemarin, Yamaha mengumumkan mereka akan bekerja sama dengan Rossi dalam menjalankan tim tersebut secara keseluruhan. Ini adalah bentuk nyata kolaborasi Yamaha dan Rossi untuk mengantar pembalap-pembalap muda berbakat ke pentas grand prix.
"Kerja sama ini muncul dari pembicaraan Valentino dan Lin Jarvis (Bos Yamaha). Kami ingin membantu pembalap-pembalap muda Yamaha di seluruh dunia mengembangkan potensinya dengan maksimal. Seperti Rossi yang telah melakukan itu untuk pembalap-pembalap lokal Italia di VR46 Academy," ucap Alessio Salucci, Direktur VR46 Academy dilansir Motorsport.
Di persaingan MotoGP, kemunculan juara dunia jebolan akademi Rossi tampaknya juga tidak akan lama lagi. Musim ini, Bagnaia yang membalap untuk Ducati sudah membuktikan talenta besarnya. Andai saja tidak terjatuh di GP Emilia Romagna (24/10), Bagnaia mungkin bisa saja merebut juara dunia MotoGP 2021 dari tangan Fabio Quartararo.
Hal itulah akan dicoba Bagnaia kembali musim depan. Dan jika terwujud, impian Rossi meninggikan nama Italia di MotoGP menandingi Spanyol akan paripurna. Bagnaia punya peluang besar menjadi pembalap Italia yang menjadi juara dunia dengan motor pabrikan Italia sendiri. Hal yang belum bisa diwujudkan Rossi sepanjang karirnya.
Ducati Borong Podium, Rossi Finis Ke-10
Dalam pada itu balapan pemungkas MotoGP musim ini di Valencia menjadi pesta besar bagi Ducati. Tiga rider-nya sukses menguasai podium. Francesco Bagnaia mengamankan podium tertinggi, disusul Jorge Martin (Pramac Ducati) sebagai runner-up, dan Jack Miller melengkapi podium ketiga.
"Kemenangan ini aku dedikasikan untuk Valentino (Rossi)," ujar Bagnaia.
Hingga tujuh lap pertama, rombongan terdepan silih berganti teracak antara dua rider Ducati dan dua rider Suzuki. Sampai pada lap 10 Alex Rins (Suzuki) mengalami crash di tikungan 6. Setelah itu, wakil Suzuki tersisa Joan Mir. Namun hal itu tak bertahan lama. Saat balapan menyisakan sembilan lap lagi, Miller berhasil merebut posisi ketiga dari Mir dengan menyalipnya di tikungan 2. Bagnaia sendiri sudah mengamankan posisi terdepan saat membabat Jorge Martin di tikungan 14 pada lap 14. Hasil ini menjadi balapan pertama dimana Ducati berhasil memborong 3 podium sekaligus.
Selain itu, Ducati juga mengaman gelar juara konstruktor dan tim. Sedangkan, Jorge Martin ditabalkan sebagai Rookie of the Year. Rossi yang melakoni balapan terakhirnya di MotoGP finis di posisi ke-10. Sempat turun ke posisi 11 setelah disalip Johann Zarco (Pramac) Rossi kembali naik ke urutan 10 setelah Rinz out dari balapan.
Stoner pun Hadir di Valencia
Ada tamu istimewa pada "upacara" penutupan karir pembalap Petronas Yamaha Valentino Rossi tadi malam. Yakni, mantan pembalap Ducati dan Repsol Honda Casey Stoner. Pria asal Australia itu tidak ingin membuang kesempatan. Dia menukar helmnya dengan milik Rossi. Tak lupa juga ucapan perpisahan dari masing-masing helm yang ditulis menggunakan spidol di bagian kaca. Lengkap dengan tanda tangan dan foto bareng.
"Waktu menyembuhkan semua luka yang ada," ucap Stoner kepada BT Sport.
Pernyataan dua kali juara MotoGP itu merujuk kepada rivalitasnya bersama Rossi ketika masih aktif. Terutama ketika dia jadi juara pada 2007 dan 2011. Kala itu, persaingan keduanya bisa dibilang seimbang.
Salah satu persaingan terpanas Stoner-Rossi terjadi pada GP AS di Laguna Seca pada 2008. Kala itu, Rossi bahkan sampai harus keluar lintasan untuk menyalip Stoner di salah satu tikungan. Itu sekaligus menjadi kemenangan pertama Rossi di Laguna Seca. The Doctor--julukan Rossi--bahkan melabeli kemenangannya saat itu jadi salah satu yang paling memorable dalam karirnya.
Perdamaian antara Stoner dan Rossi bak sentilan bagi pembalap Repsol Honda Marc Marquez. Pembalap asal Spanyol itu adalah rival atau musuh terbesar Rossi yang terakhir. Itu dipicu persaingan sengit pada 2015 yang mencapai puncaknya pada GP Malaysia di Sepang.
Kala itu, Marquez terjatuh dan dianggap disebabkan oleh Rossi. Dorna menjatuhkan hukuman kepada Rossi agar dia start di posisi buncit pada GP Spanyol di Valencia sehingga membuatnya gagal juara.
Hingga saat ini, Rossi bahkan belum memaafkan Marquez atas insiden tersebut. Bisa jadi, mengacu yang dilakukan Stoner, momen perdamaian Rossi--Marquez bakal terjadi ketika Marquez pensiun.(irr/io/dra/jpg)