LONDON (RIAUPOS.CO)-----Chelsea atau Liverpool? Susah berharap surprise perebutan tiket Liga Champions dalam matchweek terakhir Premier League. Faktanya, sejak kali pertama digulirkan 1992-1993, baru sekali ada yang mengejutkan dengan menyegel jatah Liga Champions saat matchweek ke-38.
Dan, itu dilakukan Newcastle United, calon lawan Chelsea pada Ahad (13/5). The Magpies pada Matchweek terakhir Premier League 1996-1997 mengganti Liverpool di spot Liga Champions. Saat itu, slot Liga Champions hanya untuk slot dua teratas. Kebetulan, kuncinya saat itu di St James Park, kandang Newcastle.
Newcastle menang 5-0 atas Nottingham Forest. Sementara Liverpool tertahan 1-1 kontra Sheffield Wednesday. Mampukah The Blues? ‘’Situasi kami berbeda. Kans kami kecil pada saat ini. Yang bisa kami lakukan hanya mencoba menuntaskan dengan yang terbaik dari kami,’’ ucap Antonio Conte, tactician Chelsea, dikutip London Evening Standard.
Uniknya selisih Chelsea dan Liverpool juga sama persis seperti Newcastle dan The Reds saat itu, dua poin. Liverpool sudah melorot satu setrip setelah Tottenham Hotspur menaklukkan Newcastle 1-0. Di saat yang sama, Chelsea malah ditahan Huddersfield 1-1 di Stamford Bridge, London.
Chelsea yang tanpa Eden Hazard dan Thibaut Courtois tertinggal lebih dahulu saat menit ke-50 dari gol Laurent Delpoitre. Berselang 12 menit, Marcos Alonso menyamakan kedudukan. Sayangnya, sembilan peluang Chelsea setelah itu gagal menembus gawang Jonas Loessl. Conte menyebut dalamnya defense The Terriers menyulitkan anak asuhnya.
‘’Susah dijelaskan ketika Anda menguasai 82 persen penguasaan bola, dan bisa membuat banyak peluang, cuma kebobolan dari skema counter attack lalu imbang di akhir laga. Ini susah untuk dijelaskan,’’ tutur The Godfather. Conte juga sudah mulai pesimistis dengan peluang klub asuhannya.
Meski, kans Chelsea belum 100 persen tertutup kalau Liverpool takluk dari Brighton and Hove Albion di Anfield. ‘’Kami harus menerima kalau kami akan finish di peringkat kelima saat akhir musim nanti,’’ tutur Conte. Bagi Conte finish kelima di kasta tertinggi kompetisi domestik adalah capaian terburuknya.
Conte meminta komitmen tinggi dari pemainnya. Entah di laga terakhir Premier League, atau di final Piala FA lawan MU, 19 Mei mendatang. Apalagi, karakteristik yang ditunjukkan Newcastle-nya Rafa Benitez sama dengan Huddersfield, garis defense rendah. Saat paruh musim kedua, MU (11/2) dan Arsenal (15/4) terkubur di St James Park.
‘’Sepak bola itu sederhana. Jika kaliam ingin menang, maka cetaklah gol lebih dari sebiji, jangan bayangkan bisa menang kalau tidak bisa melakukannya,’’ tutur Conte. Faktanya, Chelsea tiga laga terakhir hanya mampu mencetak tiga gol. Artinya per laga klub juara bertahan Premier League itu hanya bisa mencetak satu gol!
Bahkan, bek seperti Alonso saja bisa masuk top three pencetak gol terbanyak Chelsea di Premier League. Dalam wawancara dengan situs resmi klub Alonso menyebut Chelsea kemarin hanya kurang beruntung.
‘’Harusnya kami bisa menciptakan gol lebih awal sebelum tim mereka bertahan lebih dalam,’’ sesal Alonso.
Itu yang diharapkan Spaniard terganas kedua Chelsea itu terulang di St James Park akhir pekan ini. ‘’Pastikan dulu skor aman lawan Newcastle, baru melihat apa yang terjadi dalam laga Liverpool,’’ koar Alonso.(ren/eca)