DUBAI (RIAUPOS.CO) -- Menang. Itu syarat yang harus dipenuhi tim nasional (timnas) Indonesia jika ingin menjaga peluang lolos. Sebab, dalam dua laga yang sudah dijalani pada putaran kedua Grup G Kualifikasi Piala 2022, timnas belum mengemas satu poin pun. Namun, misi untuk bangkit terhalang tembok tebal.
Malam nanti, Simon McMenemy harus menghadapi Uni Emirat Arab (UEA) di Stadion Al Maktoum, Dubai. Jelas, ini bukan laga mudah. Bahkan bisa dikatakan mustahil. Apalagi, UEA yang ditangani mantan pelatih timnas Belanda Bert van Marwijk, mengincar satu tiket di putaran final Piala Dunia 2022.
Dari peringkat FIFA saja, sudah terlihat bagaimana jomplang-nya. UEA berada di peringkat 67, sedangkan Indonesia di peringkat ke-159. Dari sisi head-to-head, UEA juga unggul walau tipis. Ya, keduanya hanya bertemu empat kali di level senior.
Sejak kali pertama bertemu di Turnamen Mereda pada 1981, Indonesia hanya sekali menang. sisanya adalah sekali seri dan dua kali dipermalukan. Simon McMenemy menyadari kesulitan yang akan dihadapi anak asuhnya malam nanti. Dia paham bagaimana perkasanya UEA di sepak bola Asia saat ini. "Tapi kami percaya bisa improve untuk menerima tantangan ini dengan baik," kata McMenemy.
McMenemy mengaku perlu kerja keras yang luar biasa dari seluruh pemain timnas malam nanti. Plus semangat bertanding yang berlipat-lipat. "Kami akan lakukan yang terbaik yang kami punya. Serta mencoba positif dan memastikan punya senjata pamungkas untuk lawan UEA," tegasnya.
Janji akan memberikan segalanya dibenarkan oleh Hansamu Yama. Bagi bek Persebaya Surabaya itu, rekan-rekannya akan nothing to lose malam nanti. "UEA juga tidak mungkin tidak bisa dikalahkan. Kami sudah beberapa hari melakukan persiapan di sini, mencoba beradaptasi dengan segalanya di sini. Semoga kami bisa mendapatkan poin," harapnya.
UEA pun telah melakukan persiapan matang. Belajar dari pengalaman melawan Malaysia, faktor mental jadi salah satu fokus utama UEA. Sebab, faktor mental juga yang membuat mereka tertinggal lebih dulu ketika melawan Malaysia meski bisa come back dan mencetak 2 gol.
Di samping itu, Marwijk juga enggan meremehkan Indonesia. Pelatih yang sukses mengantarkan Belanda menjadi runner up Piala Dunia 2010 itu menganggap Indonesia bisa memberi kejutan. Marjiwk melihat, dua kekalahan yang diderita Indonesia bukan karena kualitas timnya. "Faktor keberuntungan saja yang kurang. Lihat ketika melawan Malaysia unggul lebih dulu walau akhirnya kalah, ketika melawan Thailand juga menguasai pertandingan," bebernya.
Pelatih berusia 67 tahun itu menegaskan salah satu kekuatan Indonesia terletak pada skill individu pemainnya yang di atas rata-rata. Bahkan, walau tak kenal satu persatu, dia menyebut Indonesia punya beberapa pemain yang spesial. "Hasil dari pertandingan besok (hari ini) tidak bisa diprediksi. Jadi kami tetap akan berjuang sekuat tenaga dan tidak meremehkan lawan," katanya.(rid/bas/jpg)