PIALA JENDRAL SUDIRMAN

Semen Padang Tetap Optimis di Kandang Pusamania

Olahraga | Minggu, 10 Januari 2016 - 07:00 WIB

Semen Padang Tetap Optimis di Kandang Pusamania
Pelatih Semen Padang, Nilmaizar.

SAMARINDA (RIAUPOS.CO) - Meski kehilangan dua pemain andalannya, Semen Padang menatap laga semifinal Piala Jendral Sudirman lawan Pusamania Borneo FC, Ahad (10/1) di Stadion Segiri, Samarinda, dengan sikap optimis. Meski tak diunggulkan, pelatih Semen, Nilmaizar tetap meyakinkan para pemainnya bahwa hasil positif tetap bisa diraih.

Semen Padang, yang mengawali turnamen PJS sebagai status underdog sempat terseok-seok di babak penyisihan. Sedikit keberuntungan membawa tim Kabau Sirah berhasil lolos dari lubang jarum dan lolos ke babak 8 besar sebagai peringkat tiga terbaik.

Baca Juga :Golden State Warriors dan LA Lakers Kompak Kalah

Di babak 8 besar yang digelar di Stadion Manahan Solo, penampilan Kabau Sirah semakin membaik dan mulai menemukan bentuk permainan terbaiknya. Hasilnya, mereka mampu lolos ke semifinal dengan status juara Grup D dan juga rekor sebagai tim yang belum terkalahkan dalam waktu normal.

Bertandang ke Stadion Segiri, Samarinda, Semen Padang dalam kepercayaan diri tinggi. Tekanan dari supporter tuan rumah yang akan membanjiri seisi stadion juga bukan sesuatu yang baru bagi tim asal Sumbar tersebut.

Mental bertanding Jandia Eka Putra dkk sudah cukup terbukti dengan mampu mengalahkan Bali United di kandang sendiri dan memberikan kekalahan pertama untuk PS TNI yang didukung ribuan pasukan loreng. Terakhir mereka mampu menahan imbang Persija Jakarta yang mendapat dukungan penuh The Jek Mania yang diwaktu bersamaan tengah merayakan hari jadinya ke-18.

Permasalahan yang mungkin dialami Nilmaizar pada saat meramu timnya adalah absennya dua punggawanya, yakni Irsyad Maulana dan Hamdi Ramdhan. Di babak 8 besar kedua pemain tersebut sudah membuktikan diri kalau mereka adalah bagian penting tim di setiap laga.

Irsyad contohnya, pergerakannya dari sayap kiri seringkali merepotkan membuat pertahanan lawan kocar-kacir. Karena selain memiliki dribel yang ciamik pemain bernomor punggung 88 tersebut juga memiliki senjata lain, berupa tembakan keras dari luar kotak penalti dan itu sudah dibuktikannya dengan membuat dua gol yang kedua-duanya berasal dari tendangan luar kotak 16.

Hamdi Ramdhan juga telah membuktikan diri, meski awalnya hanya berstatus sebagai pemain cadangan di tim tapi cederanya Saepulloh Maulana di dua laga awal babak 8 besar serta akumulasi kartu Alhadji di laga terakhir memaksa Nilmaizar menjadikannya sebagai pemain terakhir yang berdiri di depan Jandia selama bertanding di Manahan Solo.

Kesempatan tersebut mampu dimaksimalkan Hamdi yang di tiga pertandingan tersebut mampu tampil impresif, penampilan terbaik Hamdi ditunjukkan saat mampu melakukan man to man marking ketat terhadap top skor sementara PJS, Patrick Dos Sontos, sehingga pada pertandingan tersebut penyerang Mitra Kukar tersebut tidak dapat berbuat banyak dan harus ditarik keluar sebelum wasit meniup pluit panjang.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook