SEPAKBOLA DUNIA

Menghadang Pelatih Jerman di Liga Champions

Olahraga | Rabu, 09 November 2022 - 01:00 WIB

Menghadang Pelatih Jerman di Liga Champions
Manajer Liverpool Jurgen Klopp saat memberikan instruksi dari tepi lapangan kala berlaga di Group A menghadapi SSC Napoli di Stadion Diego Armando Maradona, Naples (7/9/2022). (ALBERTO PIZZOLI/AFP)

LIVERPOOL (RIAUPOS.CO) – Dalam lima final Liga Champions terakhir, selalu ada pelatih asal Jerman. Tiga di antaranya menjadi juara.

Thomas Tuchel bersama Chelsea musim 2020–2021, Hansi Flick yang menukangi Bayern Munchen periode 2019–2020, serta Jurgen Klopp bersama Liverpool FC (LFC) periode 2018–2019.


Dua musim saat pelatih Jerman gagal menang, yakni musim 2021–2022 dan 2017–2018, ada nama Klopp di sana. Musim ini pelatih Italia dan pelatih Jerman bersaing di 16 besar Liga Champions. Masing-masing punya lima wakil.

Selain Klopp, empat nama pelatih Jerman itu Julian Nagelsmann (Bayern), Roger Schmidt (SL Benfica), Marco Rose (RB Leipzig), dan Edin Terzic (Borussia Dortmund).

Sementara itu, sosok Italiano yang menjadi arsitek tim selain Ancelotti adalah Antonio Conte (Tottenham Hotspur), Stefano Pioli (AC Milan), Simone Inzaghi (Inter Milan), dan Luciano Spalletti (SSC Napoli).

Dan, salah satu duel pemikir Jerman versus Italiano paling ditunggu tentu Klopp versus Ancelotti. Dalam undian 16 besar Liga Champions kemarin (7/11) di markas UEFA, LFC kembali bertemu Real Madrid.

’’Ini bakal menjadi pengundian yang penuh keberuntungan untuk pelatih-pelatih Italia dan klub-klub dari Italia juga,’’ klaim mantan bek AC Milan Alessandro Costacurta yang pernah merasakan lima gelar di ajang European Cup dan Liga Champions bagi Rossoneri –julukan ACM.

Billy –sapaan Costacurta– menjadi anak buah Ancelotti di musim 2002–2003 saat ACM juara Liga Champions. Direktur Hubungan Institusional Real Emilio Butragueno pun menyebut peruntungan Ancelotti tidak akan berubah. Sama seperti ketika menghadapi Klopp di Stade de France, Saint-Denis, dalam final musim lalu.

’’Kami akan lakukan segala upaya supaya bisa lolos ke perempat final,’’ kata Butragueno seperti dikutip dari laman Mundo Deportivo.

Performa kedua klub pada tiga bulan pertama musim ini bisa menjadi perbandingan. Di ajang Eropa ketika keduanya sama-sama tampil sempurna, di ajang domestik The Reds –julukan LFC– sedang limbung dan itulah yang bisa dimanfaatkan Karim Benzema dkk.

Dengan kata lain, peluang Jerman kehilangan satu wakil di perempat final lebih terbuka. Tantangan para pemikir Jerman lainnya juga tidak kalah berat. Misalnya, Rose harus melawan taktik ala Pep Guardiola di Manchester City.

Terzic ditantang Graham Potter (Chelsea). Nagelsmann pun ditantang adu taktik dengan Christophe Galtier (Paris Saint-Germain).

Di sisi lain, allenatore Napoli Spalletti dituntut mengembalikan kesempurnaan Napoli di Liga Champions dengan dihadapkan melawan sentuhan tangan dingin Olivier Glasner di Eintracht Frankfurt.

Sementara itu, Simone Inzaghi bakal beradu taktik dengan Sergio Conceicao (FC Porto). Menariknya, dua pelatih Italiano akan saling sikut dalam 16 besar kali ini. Yaitu, Pioli dan Conte. Bersama ACM, Pioli akan menghadapi tantangan Conte yang pernah menjadi musuhnya dalam derbi Milan.

Bedanya, kali ini Conte datang bersama Tottenham Hotspur.

’’Tottenham? Di atas kertas ini akan menjadi tantangan yang seimbang. Dia (Conte, red) pelatih hebat yang sudah memenangkan begitu banyak gelar.”

”Dia pun memberikan identitas yang jelas dan mentalitas hebat bagi klubnya,’’ tutur Pioli seperti dikutip dari laman Tuttomercatoweb.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook