JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Para calon juara bulu tangkis harus bersiap kecewa. Sebab, salah satu jembatan mereka untuk menjadi bintang bulu tangkis segera terputus.
Dalam konferensi pers di Purwoketo kemarin, Djarum Foundation memutuskan mengakhiri Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis. Maka, tahun ini merupakan tahun terakhir audisi tersebut digelar.
Hal itu tidak terlepas dari desakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menganggap ajang tersebut sebagai eksploitasi anak-anak untuk promosi rokok. Pihak KPAI dan Djarum sebenarnya sudah melakukan perundingan, namun menemui jalan buntu.
Yuni Kartika, sebagai salah seorang mantan atlet binaan PB Djarum, menyesalkan hal itu. Sebab, audisi di beberapa daerah bisa lebih menjaring atlet-atlet yang berbakat, namun terkendala oleh suatu hal.
"Ya memang sangat disayangkan karena ada atlet yang berbakat, namun kurang ada biaya untuk ke Kudus. Kemudian, gema bulu tangkis di daerah jadi berkurang dengan tidak adanya audisi," kata Yuni saat dihubungi kemarin.
Yuni tidak melihat Djarum mengeksploitasi anak seperti yang dituduhkan oleh KPAI. Bagi Yuni, komitmen Djarum dalam memajukan bulu tangkis sudah tidak diragukan lagi. Apalagi, banyak atlet yang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia lahir dari audisi tersebut.
"Ya mereka memandang ini sebagai produk tembakau. Padahal, jelas-jelas ini klub PB Djarum yang sudah mendapat penghargaan sebagai klub terbaik dari Menpora," ucapnya.
Yuni berharap, permasalahan itu bisa segera selesai. "Harapannya, semoga bisa ada titik temu dan bisa jalan kembali. Hal itu impact-nya besar bagi perkembangan bulu tangkis Indonesia," imbuhnya.
Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto juga menyesalkan kejadian itu. Pasalnya, sebagian besar atlet berasal dari pembinaan PB Djarum.
"Kontribusinya banyak. Kami mengambil (atlet) sudah setengah jadi. Yang membina kan awalnya klub-klub besar ini," kata Budi.
Terkait dihentikannya audisi tahun depan, PBSI tidak bisa berbuat banyak. Budi mengatakan, hal tersebut bisa turut menghambat regenerasi pemain. Sebab, dengan tidak adanya audisi, stok pemain bisa berkurang yang efeknya bisa merembet ke perkembangan bulu tangkis di daerah.
Sebagai contoh, klub daerah akan membina atletnya untuk bisa mengkuti audisi. Sebab, audisi merupakan jembatan mereka untuk bisa masuk klub besar dan menjadi pemain nasional.
"Mimpi mereka (peserta audisi) kan seperti itu. Klub kehilangan calon-calon pemainnya. Bisnis olahraga bulu tangkis juga tidak berkembang," ujarnya.
PBSI tidak bisa berbuat banyak. Achmad Budiharto mengimbau para pengambil keputusan untuk memikirkan ulang penghentian audisi beasiswa Djarum tersebut.
"PB Djarum tidak pernah terbayang ada istilah eksploitasi. Tidak ada pemikiran seperti itu," imbuh Budi.
Atlet-Atlet Jebolan PB Djarum
Liem Swie King
-Emas All England (1978, 1979, 1981)
-Emas Asian Games (1978)
Alan Budikusuma
-Emas Olimpiade Barcelona (1992)
Hariyanto Arbi
-Emas Kejuaraan Dunia (1995)
-Emas Thomas Cup (1994, 1996, 1998)
-Emas Asian Games (1994)
M Ahsan
-Emas Kejuaraan Dunia (2013, 2015, 2019)
-Emas Asian Games (2014)
-Emas All England (2014, 2019)
Liliyana Natsir
-Emas Olimpiade Rio (2016)
-Emas Kejuaraan Dunia (2005, 2007, 2013, 2017)
-Emas World Cup (2006)
-Emas All England (2012, 2013, 2014)
Tontowi Ahmad
-Emas Olimpiade Rio (2016)
-Emas Kejuaraan Dunia (2013, 2017)
-Emas All England (2012, 2013, 2014)
Kevin Sanjaya Sukamuljo
-Emas Asian Games (2018)
-Emas All England (2017, 2018)
-Emas World Tour Final (2017)
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi