BORDEAUX (RIAUPOS.CO) – Girondins de Bordeaux baru saja terdegradasi dari Ligue 1 setelah finis juru kunci musim lalu (2021–2022). Alih-alih berlaga di Ligue 2 musim depan, Les Girondins malah turun ke kasta ketiga alias Championnat National.
Gerard Lopez boleh saja menjadi penyelamat Les Girondins pada musim panas tahun lalu. Yaitu, ketika salah satu klub tertua di Prancis (140 tahun) itu nyaris bangkrut gara-gara pemilik sebelumnya asal Amerika Serikat, King Street, tidak lagi mau mengucurkan dana.
Pandemi Covid-19 selama dua tahun, tidak mendapatkan pemasukan dari tiket pertandingan maupun hak siar televisi, dan gagal memenuhi sejumlah pembayaran membuat Les Girondins seolah hidup segan mati tak mau. Pada saat itulah Lopez datang mengakuisisi klub juara enam kali Ligue 1 tersebut.
Les Girondins memang bisa survive dan menjalani kompetisi sepanjang musim lalu. Tapi, klub yang berkandang di Matmut Atlantique itu mengakhiri Ligue 1 dengan finis di dasar klasemen. Sudah bisa ditebak, masalah finansial turut menjadi akar kegagalan Les Girondins bertahan di kompetisi kasta teratas Prancis tersebut.
Tidak berhenti sampai di situ. Krisis finansial Les Girondins makin parah dengan hasil audit menyatakan masih ada minus EUR 40 juta (Rp612,2 miliar) dalam laporan keuangan mereka.
Bola salju bergulir. Keputusan DNCG (regulator keuangan sepak bola Prancis) membawa Les Girondins dihukum turun satu kasta lagi alias main di Championnat National. Situasinya bisa makin parah karena kalau tidak mendapatkan pendanaan yang cukup, Les Girondins bisa turun lagi ke kasta kelima (National 3).
Sama situasinya seperti SC Bastia lima tahun silam. Degradasi dari Ligue 1 musim 2016–2017 hingga terdampar ke National 3 karena tidak pernah bisa menyelesaikan masalah keuangan klub. Tanda-tanda itu pun tampak di Les Girondins karena Lopez ditengarai tidak memahami kondisi keuangan klubnya. Pengusaha asal Luksemburg itu juga punya reputasi bermasalah.
Dia pernah mundur dari presiden Lille OSC pada Desember 2020 lantaran gagal membayar utang EUR 225 juta (Rp3,44 triliun). Beberapa bulan kemudian, setelah Lopez pergi, Lilles OSC sukses juara Ligue 1. Lopez juga dilaporkan media-media Portugal sedang bermasalah dengan keuangan klubnya yang lain, Boavista FC.
”Dia (Lopez, red) pembicara ulung yang sebenarnya tahu sepak bola dengan baik. Masalahnya, dia tidak bisa diandalkan.”
”Dia meninggalkan keuangan klub (Lille OSC, Red) dalam keadaan hancur lebur dan kini apa yang bisa diharapkan darinya (untuk menyelamatkan Girondins de Bordeaux, Red),’’ beber Franck Deffenain, salah seorang koordinator fans Lille OSC, seperti dilansir Look Charms.(io/c7/dns/jpg)
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman