PARIS (RIAUPOS.CO) - Kalau jadi Kylian Mbappe hengkang, secara teknis, memang akan merugikan Paris Saint-Germain (PSG). Bagaimanapun, kehilangan pemain yang mencetak 212 gol dan 98 umpan gol hanya dari 260 laga di semua ajang pasti dirasakan PSG.
Namun, hengkangnya Mbappe secara tak langsung menjadi berkah buat Neymar. Personel timnas Brasil itu tak perlu lagi berbagi tugas dengan Mbappe untuk urusan bola mati, terutama penalti.
Ya, sejak sama-sama didatangkan PSG pada 2017, mereka kerap bergantian jadi eksekutor tendangan 12 pas. Bahkan, sejak dua musim lalu, status utama penendang penalti jadi milik Mbappe. Sebenarnya, peluang itu bisa didapat Neymar ketika Edinson Cavani hengkang ke Manchester United pada 2020–2021. Tapi, entraineur PSG kala itu, Thomas Tuchel dan Mauricio Pochettino, memilih untuk membagi rata jumlah penalti antara Mbappe dan Neymar. Masing-masing mendapat 9 penalti.
Dalam dua musim berselang, tidak ada lagi pembagian rata di antara mereka. Sebab, Mbappe jadi eksekutor utama. Buktinya, dia mengambil 13 penalti, sedangkan Neymar hanya 3 penalti. Padahal, secara persentase, keberhasilan penalti Neymar jauh lebih baik daripada Mbappe. Yakni, 90,32 persen yang diraih dari 31 kesempatan dan hanya 3 kali gagal. Bandingkan dengan rekor penalti Mbappe yang ada di angka 80,76 persen dari 26 penalti yang enam di antaranya gagal.
Namun, untuk urusan sepakan bebas, Neymar masih jadi yang utama. Buktinya, dari 118 gol yang telah dicetaknya bersama PSG, enam gol di antaranya tercipta melalui sepakan bebas. Di sisi lain, Mbappe belum sekali pun mencetak gol via free kick.
’’(Lionel) Messi, Mbappe, dan aku termasuk pemain terbaik dunia dan kami tahu itu. Sayangnya, saat kami bersama, tim ini tidak juara Liga Champions,’’ papar Neymar, seperti dilansir PSG Talk.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman
