LIGA CHAMPIONS - PSG VS MANCHESTER UNITED (1 - 3)

Keajaiban VAR

Olahraga | Jumat, 08 Maret 2019 - 10:10 WIB

Keajaiban VAR
DRAMATIS: David De Gea melakukan selebrasi bersama rekan-rekannya usai meraih kemenangan dramatis 3-1 atas PSG pada leg kedua 16 Besar Liga Champions di Parc des Princes, Paris, Kamis dini hari WIB (7/3/2019). Sementara penyerang PSG Edinson Cavani membantu menenangkan Marco Veratti yang sedih timnya tersingkir. BENOIT TESSIER/REUTERS

PARIS (RIAUPOS.CO) - Video assistant referee (VAR) memberikan pengaruh besar kepada hasil pertandingan 16 Besar Liga Champions. Kontroversi kelolosan Manchester United (MU) dan FC Porto pada leg kedua yang berlangsung, Kamis (7/3) tercipta akibat teknologi yang diresmikan FIFA pada Piala Konfederasi 2017 itu.

MU menapak ke perempatfinal Liga Champions setelah kemenangan 3-1 atas Paris Saint-Germain (PSG) di Parc des Princes, kemarin. Agregat MU dan PSG sebetulnya sama, 3-3. Akan tetapi MU lolos karena aturan gol tandang. Sementara FC Porto melangkah ke delapan besar setelah menang 3-1 atas AS Roma di Estadio do Dragao kemarin. Secara agregat, FC Porto unggul 4-3 atas AS Roma.

Baca Juga :Manchester City Juara Piala Dunia Antarklub 2023 setelah Hajar Fluminense 4-0

Nah, wasit Damir Skomina (Slovenia) memupus asa PSG lolos ke perempatfinal dengan pemberian penalti kepada MU saat injury time. Tendangan pemain MU Diogo Dalot mengenai tangan bek PSG Presnel Kimpembe (90+2) di area kotak penalti. Sebagai catatan Skomina adalah wasit yang juga memakai VAR untuk menganulir gol pemain Ajax Nicolas Tagliafico karena pemberi umpannya, Dusan Tadic, dalam posisi offside (14/2).

Dalot membuat gestur adanya handsball kepada wasit. Skomina kemudian mengambil keputusan untuk berlari ke pinggir lapangan dan melongok VAR setelah wa­sit yang bertugas di VAR Mas­similiano Irrati (Italia) juga membisikinya soal kejadian itu. Dari hasil melihat rekaman ulang, Skomina menyatakan Kimpembe melakukan handsball.

“Saya tak menonton siaran ulang kejadian handsball itu meski saya di sana. Saya berusaha membuat semua staf saya tenang karena saya tahu wasit sedang membuat keputusan yang sangat-sangat besar,” kata pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer kepada BT Sport.

Sebaliknya pelatih PSG Thomas Tuchel kepada Canal Plus mengatakan dari posisinya di pinggir lapangan dia tak melihat adanya handsball. Yang dilihatnya adalah bola tembakan Dalot melenceng ke atas gawang PSG.

Ketua UEFA Bidang Perwasitan Robert Rosseti mengatakan kepada Inewss sejak awal taun ini sudah disepakati  meski handsball tak sengaja dilakukan namun posisi tangan tak natural maka sanksi akan diberikan.

Menurut Rosseti walau pemain mengaku tak sengaja saat handsball terjadi namun tangan dalam posisi tak natural bahkan sampai bisa membelokkan arah bola, maka kejadian tersebut tetap penalti. Dalam regulasi FIFA pasal 12 soal penalti atau tidak, disebutkan kalau sengaja maupun tidak namun ada kontak dengan bola oleh si pemain maka hal tersebut layak diberi ganjaran sebuah penalti.

Di sisi lain, pada pertandingan FC porto dan AS Roma wasit Cuneyt Cakir memberikan penalti saat babak tambahan waktu kedua pada Porto karena pemain Roma Alessandro Florenzi menarik jersey pemain Porto Fernando Santos di kotak penalti. Kapten AS Roma Daniele De Rossi mengatakan penalti yang terjadi bukan merupakan kesalahan VAR kepada timnya. Melainkan salah si wasit yang memimpin pertandingan.

 “Tak ada kaitannya dengan teknolgi VAR yang dipakai di 16 Besar Liga Champions ini. Semua terjadi karena wasit tidak jeli dalam memberikan keputusan-keputusan besar di laga krusiak,” tutur De Rossi saat diwawancara Sky Sports Italia.

Sementara itu, Marca mencatat dalam babak 16 Besar Liga Champions dimana VAR mulai diberlakukan untuk mengambil keputusan pada situasi-situasi tertentu maka terdapat setidaknya enam kasus yang terjadi. Pertama saat wasit Skomina menganulis gol Nicolas Tagliafico karena dianggap pemberi assist Tagliavico dalam posisi offside (14/2). Kedua saat dua bek Manchester City Nicolas Otamendi dan Fernandinho membuat City dijatuhi hukuman penalti oleh wasit Carlos del Cerro Grande (Spanyol) (21/2).

Ketiga saat gol penyerang Atletico Madrid Alvaro Morata tidak disahkan wasit Felix Zwayer (Jerman). Keempat saat bek Ajax Noussair Mazraoui melakukan penyelamatan bola di pinggir lapangan yang kemudian bola hasil penyelamatan itu jadi gol oleh Dusan Tadic. Dua sisanya terjadi kemarin. (dra/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook