MANCHESTER (RIAUPOS.CO) – Pada 2022 penyerang Manchester City Julian Alvarez dan gelandang Chelsea Hakim Ziyech kalah bersaing dengan pemain lain di posisinya. Namun, pascapenampilan keduanya di Piala Dunia 2022, siapa tahu peruntungan berubah.
Alvarez cuma ban serep Erling Braut Haaland di posisi sembilan. Sedangkan Ziyech sering dirotasi bergantian dengan Raheem Sterling atau Ruben Loftus-Cheek di posisi wide attacker. Dan, momen Piala FA membawa asa buat keduanya jadi pemain utama. Apalagi jika sukses membawa klub masing-masing ketika berhadapan dalam putaran ketiga Piala FA di Etihad Stadium malam nanti (8/1) (siaran langsung beIN Sports 3 pukul 23.30 WIB).
Terutama Ziyech yang di level domestik cuma dua kali dipasang tactician Chelsea Graham Potter sebagai starter musim ini. Uniknya, dua kesempatan starter itu saat menghadapi Manchester City. Yakni, di Piala Liga (10/11) dan Premier League (6/1). Dan apesnya, dua kali starter, Ziyech gagal membawa Chelsea menang.
Selain Ziyech, Potter kemungkinan hanya menggeser gelandang 19 tahun Carney Chukwuemeka lebih menyerang. Hal itu dilakukan untuk mengimbangi kekuatan sayap Ziyech dari sisi kiri. Sisanya, Potter bisa tetap memasang pemain-pemain starter regulernya karena badai cedera dalam skuad The Blues, julukan Chelsea.
Makanya, dari Ziyech dan Chukwuemeka inilah diharapkan permainan yang beda dari Chelsea. Di Stamford Bridge pekan lalu, Ziyech hanya 69 menit bermain setelah pertahanan Chelsea kebobolan satu gol di menit ke-63 dari Riyad Mahrez. Potter pun berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan pemain-pemain nonreguler starter di skuadnya. Termasuk Chukwuemeka yang sudah merasakan atmosfer melawan The Cityzens –julukan City– di Stamford Bridge lalu.
’’Sebab, orang tidak akan pernah peduli apakah kami kehilangan banyak pemain karena cedera. Orang-orang hanya akan melihat hasil akhirnya, dan diamlah Graham (Potter) apa yang kamu bicarakan? Saat ini yang kami butuhkan hanya kemenangan,’’ harap Potter seperti dikutip dari laman Evening Standard.
Kalau kalah, hal ini akan jadi catatan yang buruk bagi Cesar Azpilicueta dkk. Sejauh ini, Chelsea baru sekali memenangi laga setelah jeda Piala Dunia 2022.
’’Baru kali ini saya dapat merasakan situasi seperti ini,’’ sambung Potter.
Tekanan besar Potter itulah yang bisa dimanfaatkan entrenador City Pep Guardiola. Kebetulan, bekal Pep dalam laga tersebut lebih banyak ketimbang Potter. Pep masih punya pemain-pemain pelapis yang dapat jadi opsi starter.
Perbedaan seperti itu yang dikritisi pandit Sky Sports Jamie Carragher. Apalagi setelah Chelsea di bulan ini mendatangkan tiga anak muda baru, David Datro Fofana, Benoit Badiashile, dan Andrey Santos. Ketiganya masih berusia di bawah 21 tahun.
’’Seharusnya bukan sekadar anak muda. Melainkan anak muda yang bisa jadi opsi starter yang didatangkan ke sini,’’ kritik Carra, sapaan akrab Carragher.
Seperti Alvarez yang bisa jadi tandem Haaland ataupun pengganti Haaland di posisi sembilan. Musim ini, delapan kali sosok yang menemani Lionel Messi merebut gelar juara Piala Dunia tersebut jadi starter menemani Haaland. Selain Alvarez, City kerap memainkan Stefan Ortega, Sergio Gomez, Cole Palmer, dan Rico Lewis di ajang-ajang piala domestik seperti Piala Liga atau Piala FA. Selain Alvarez, Lewis yang belakangan ini disanjung-sanjung Pep.
Padahal, pemain yang baru berusia 18 tahun tersebut promosi ke tim utama musim ini. Bahkan, dia sudah empat kali jadi starter dalam skuad utama Pep. Kepada Sky Sports, Pep bahkan menyamakan Lewis dengan salah satu fullback kanan yang pernah dia asuh di Bayern Munchen, Philipp Lahm.
’’Dia sangat pintar dan cerdas. Dalam setiap momen, dia tahu kapan waktunya untuk masuk ke dalam dan apa yang harus dia lakukan. Dia sudah mengingatkanku pada Lahm,’’ puji Pep.
Lewis sudah memudahkan Pep ketika dia meminta Joao Cancelo bermain lebih tinggi sebagai sayap kanan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman