BARCELONA (RIAUPOS.CO) – FC Barcelona melorot ke peringkat ketiga di klasemen sementara grup C setelah kekalahan 0-1 saat melawan Inter Milan di Stadio Giuseppe Meazza, Rabu (5/10/2022) dini hari WIB.
Atletico Madrid malah lebih memprihatinkan. Atletico terjerembap di dasar klasemen Grup B setelah tiga matchday awal.
Padahal, Los Colchoneros –sebutan Atletico– memiliki ranking koefisien UEFA paling tinggi dibandingkan pesaingnya di Grup B. Yakni FC Porto, Bayer Leverkusen, maupun Club Brugge yang mengalahkan Los Colchoneros dengan skor 2-0 kemarin.
Hasil negatif yang menimpa Barca-Atletico memperburuk rapor klub La Liga di Liga Champions musim ini. Sevilla juga jadi juru kunci Grup G sebelum memainkan matchday ketiga dini hari tadi (6/10/2022) WIB.
Alhasil, hanya juara bertahan Real Madrid yang mampu membanggakan La Liga. Dua laga awal disapu bersih oleh klub berjuluk Los Merengues tersebut. Menilik fase grup Liga Champions satu dekade terakhir (sejak 2012–2013), minimal ada tiga klub La Liga yang lolos dari fase grup.
Tradisi bagus yang terancam tercoreng musim ini. Barca-Atletico-Sevilla perlu usaha keras untuk bisa mengikuti laju sukses Real.
Atletico paling berat karena penurunan performa yang drastis. Bahkan, Club Brugge yang sejatinya paling tidak diunggulkan di grup mereka malah sukses meraup poin sempurna (9 poin). Artinya, satu poin tambahan mungkin sudah cukup untuk meloloskan Simon Mignolet dkk ke fase knockout.
Itu berarti Atletico tinggal adu sikut dengan FC Porto dan Bayer Leverkusen.
”Masih ada tiga matchday dan semua kemungkinan masih bisa terjadi.
Tidak seharusnya kami khawatir dengan kekalahan ini (melawan Club Brugge, red). Belum saatnya,” ucap entrenador Atletico Diego Simeone seperti dilansir Marca.
Barca juga tidak mudah untuk lolos ke fase knockout karena berada di grup kompetitif. Klub asal Catalan itu harus melewati Bayern Munchen dan Inter untuk meraih tiket ke 16 besar. Sevilla pun tidak akan mudah bersaing dengan Manchester City dan Borussia Dortmund.
Berbeda dengan Simeone yang konfiden, entrenador Barca Xavi Hernandez tidak bisa bersikap tenang.
”Jujur aku cemas dengan situasi saat ini. Bayern Munchen sudah mendapatkan 9 poin dan Inter 6 poin. Kami hanya memperoleh 3 poin. Tiga final (matchday fase grup, red) berikutnya akan sangat krusial,” tutur Xavi kepada Mundo Deportivo.
Handicap Barca, begitu pula Atletico, di Liga Champions musim ini boleh dibilang identik. Yakni, mereka selalu melempem ketika melakoni laga tandang.
Itu diperburuk dengan lini depan yang nirgol di dua laga tersebut. Sebelum kalah di kandang Inter, Barca menyerah 0-2 di kandang Bayern. Atletico pun selalu kalah dengan dua gol tanpa balas (oleh Club Brugge dan Bayer Leverkusen).
Khusus Barca, Sergio Busquets dkk sejatinya mencatatkan 50 crossing dengan 35 di antaranya dari open play. Dua aspek statistik tertinggi Barca di era Xavi Hernandez. Masalahnya, Barca hanya mencatat 2 tembakan tepat sasaran dari 7 tembakan sehingga menjadi angka terburuk mereka musim ini.
Kekalahan di Stadio Giuseppe Mezza diperburuk Barca dengan kabar cedera dua pemainnya. Gelandang Franck Kessie yang mengalami cedera otot paha kanan dan bek Andreas Christensen yang bermasalah dengan ligamen engkel kiri.
”Kami belum bisa memutuskan berapa lama kedua pemain absen,” rilis Barca di laman resmi klub.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman