Di gim kedua Chico kalah start. Angus mampu menunjukkan permainan yang solid hingga unggul jauh 3-11 atas Chico. Chico tidak menyerah begitu saja. Pemain kelahiran Jayapura, Papua, itu perlahan tapi pasti mampu mendekat perolehan poin hingga 8-12. Pengamatan bola Chico beberapa kali sangat akurat hingga Angus melakukan kesalahan.
Sayang Chico gagal mempertahankan ritme permainan konsisten. Sempat mendekat hingga terpaut dua poin, 12-14, Chico sering melakukan sendiri yang membuat Angus memimpin hingga 18-13.
Laga semakin menarik ketika Chico meraih empat poin beruntun hingga mendekat 17-18. Mind games berhasil dilakukan Chico ketika menolak pergantian bola yang diminta Angus. Chico kemudian menyamakan kedudukan 19-19. Raihan poin sempat sama 20-20 hingga 25-25. Dalam situasi deuce yang dramatis, Chico akhirnya merebut gim kedua dengan 27-25 setelah dua kali smes kerasnya tidak mampu dibendung Angus.
Di gim ketiga pertandingan tetap berlangsung ketat. Chico dan Angus berbagi poin sama hingga 6-6, 8-8, hingga 12-12. Angus tidak menyerang begitu saja, bahkan saat tertinggal 12-16. Di poin-poin krusial, Chico bermain dengan cerdik. Permainan net tunggal putra 24 tahun itu sukses mengecoh Angus hingga unggul 19-15. Defense Chico yang luar biasa menjadi penentu wakil Indonesia itu. Angus sempat memaksakan deuce, tapi Chico sukses meraih kemenangan 22-20 di gim ketiga.
“Saya bersyukur. Di saat semuanya nampaknya sulit, saya berusaha dengan sekeras mungkin. Saya yakinkan diri saya bahwa saya bisa menang. Terima kasih atas dukungan seluruh penonton di Istora dan masyarakat yang nonton di televisi di mana pun berada. Saya bahagia hari ini, saya belum memikirkan bagaimana hasil di final nanti,” kata Chico seusai pertandingan.
Emosional
Sementara itu, Jonatan merayakan keberhasilan lolos final Indonesia Masters 2023 dengan penuh emosional. Ia mengaku melampiaskan kegembiraan bisa kembali bermain di partai final di Istora Gelora Bung Karno. Setelah menang, Jonatan merayakan keberhasilannya dengan emosional. Ia berteriak, berlutut dan beberapa kali memukul lapangan, lalu kemudian berpelukan dengan pelatih tunggal putra, Irwansyah. Setelah berpelukan dengan Irwansyah. Jonatan juga kembali mengepalkan tangan dan berteriak melepaskan kegembiraan.
“Puji Tuhan ini pertama kalinya saya bisa kembali bermain di final di Istora selain Asian Games,” ujar Jonatan mengungkap alasannya sangat emosional usai menang. “Lebih berarti lagi karena kerja keras saya selama ini, kerja keras pelatih dan tim yang sama-sama berjuang akhirnya bisa merasakan momen manis. Ini spontan karena tadi poinnya juga tipis,” lanjut Jojo.
Setelah berhasil jadi juara Asian Games 2018, Jonatan memang kesulitan untuk bisa kembali mencapai babak final pada turnamen Indonesia Masters ataupun Indonesia Open yang juga digelar di Istora. Pencapaian terbaik Jonatan adalah mencapai babak semifinal pada Indonesia Masters 2019.
Selain keberhasilan meraih tiket final dan bakal berlaga pada partai puncak di hadapan penggemar badminton Indonesia di Istora GBK, kegembiraan lain Jonatan berasal dari kesuksesannya mengalahkan Shi Yu Qi. Dalam pertemuan terakhir di Olimpiade 2020, Jonatan kalah dua gim langsung dari tunggal putra asal Cina itu di babak 16 besar.
“Hasil ini berarti buat saya pribadi, bisa mengalahkan Shi Yu Qi. Akhirnya bisa revans di Istora, di hadapan teman-teman dan di hadapan badminton lovers,” tutur Jonatan.
Impresif
Sementara itu, Leo/Daniel tampil impresif menghadapi Takuro/Yugo yang merupakan unggulan kedua di Indonesia Masters 2023. Pasangan yang dijuluki The Babies itu mampu mengimbangi permainan Takuro/Yugo sepanjang gim pertama.
Sempat memimpin di awal gim pertama, Leo/Daniel kemudian mendapat perlawanan sengit dari Takuro/Yugo. Kedudukan sempat sama kuat 17-17, namun setelah itu Takuro/Yugo menunjukkan unggul pengalaman. Pasangan asal Jepang itu lebih tenang dalam kondisi krusial. Sebaliknya Leo/Daniel melakukan kesalahan sendiri di pengujung gim pertama hingga akhirnya Takuro/Yugo menang 21-18.
Di gim kedua Leo/Daniel memberikan segalanya untuk bisa merebut kemenangan. Tapi tidak mudah bagi pasangan muda itu untuk melenggang dalam perolehan poin. Pasalnya Takuro/Yugo tetap menunjukkan performa luar biasa. Leo/Daniel mendapatkan momen mereka ketika meraih empat poin beruntun untuk unggul 19-15. Tapi lagi-lagi Takuro/Yugo mendekat hingga 17-19. Leo/Daniel akhirnya menutup gim kedua 21-17 setelah pukulan Leo ke tengah dua pemain Jepang itu gagal dikembalikan.
Di gim ketiga, permainan Leo/Daniel sangat luar biasa. Permainan ganda putra Indonesia itu tidak mampu diredam Takuro/Yugo hingga memimpin 11-2 di interval. Sebuah drama sempat terjadi saat skor 8-2. Takuro/Yugo berhasil memasukkan bola lewat smes Yugo, namun wasit memberikan poin untuk Leo/Daniel karena menganggap pukulan Yugo mengenai net.
Takuro/Yugo seperti serbasalah di gim ketiga. Salah satu kunci sukses Leo/Daniel adalah tidak memberi pukulan lob ke arah Takuro/Yugo. Leo/Daniel akhirnya memastikan langkah ke final usai menang 21-3 atas Takuro/Yugo di gim ketiga. Di babak final Ahad (29/1) ini, Leo/Daniel akan bertemu pemenang antara unggulan kelima Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi melawan rekannya sesama Cina, He Ji Ting/Zhou Hao Dong, yang hingga berita ini dibuat pertandingan masih berlangsung.(jpg/int/hbk)