JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Selama persiapan Indonesia Open 2019, ganda putri menjadi satu-satunya sektor yang paling sulit ditemui dalam sesi latihan di pelatnas Cipayung, Jakarta. Pelatih kepala ganda putri Eng Hian melakukan silenzio stampa alias aksi diam. Melalu humas PBSI, Didi—sapaan akrabnya—memang tidak ingin ditanya soal persiapan maupun isu apapun yang kini sedang menerpa anak-anak asuhannya.
Skuad ini benar-benar diminta fokus latihan. Terlebih Greysia Polii/Apriyani Rahayu, pasangan terbaik Indonesia. Ada program khusus yang harus mereka lahap. Sebab Indonesia Open sangat tricky. Di satu sisi, mereka ingin membuktikan bisa berjaya di kandang sendiri. Di sisi lain, para pesaing juga ingin mematahkan mitos bahwa Istora, venue turnamen berlevel Super 1000 itu, begitu angker buat pemain asing.
Sejak berpasangan pada 2017, performa Greysia/Apriyani bagus. Musim lalu mereka pernah menduduki peringkat tiga dunia. Musim ini, turun dua setrip ke peringkat lima. Sudah dua kali mereka mengikuti Indonesia Open. Tetapi hasilnya kurang memuaskan. Yang pertama, pada edisi 2017, mereka terhenti di 16 besar. Tahun lalu hanya mencapai perempatfinal.
Drawing tahun ini menempatkan pasangan andalan Merah Putih tersebut di pul tengah. Di babak pembuka, Greysia/Apriyani langsung bertemu dengan pasangan Jepang Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata. Bukan trio penguasa ganda putri dunia, memang. Tapi tetap saja, pasangan Jepang adalah momok pemain kita. Mereka perlu diwaspadai.
Jika langkah mereka mulus hingga perempat final, lagi-lagi mereka bakal dihadang unggulan ketiga Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Secara head to head, lawan unggul dengan kemenangan 9-2. Pada dua pertemuan terakhir, Malaysia Masters dan Indonesia Masters, Greysia/Apriyani membukukan hasil sekali menang dan sekali kalah. Tetapi selalu lewat rubber game ketat.
Greysia/Apriyani punya modal bagus untuk menghadapi pertemuan kali ini. Ketika terjun di Australian Open awal Juni lalu, secara mengejutkan mereka sukses mengalahkan ganda putri terbaik dunia Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara lewat straight game. Padahal, di Piala Sudirman bulan lalu masih kalah. Eng Hian mengatakan, sedikit demi sedikit mereka sudah menemukan formula untuk mengatasi pasangan Jepang.
’’Penampilan Greysia/Apriyani dari Piala Sudirman ke Australian Open ada peningkatan. Ini yang mau saya jaga momentumnya,’’ tegas Didi, sapaan akrab Eng, seperti dikutip situs resmi PBSI. ’’Sekarang mereka bisa lebih menikmati permainan. Intinya, mau lawan siapapun, nggak cuma pasangan Jepang, harus ada keyakinan dari Greysia/Apriyani. Tidak boleh ada keraguan,’’ imbuh dia.
Jika lolos ke semifinal, tantangan bakal lebih berat lagi. Seandainya skema berjalan dengan mulus, maka sekali lagi Greysia/Apriyani akan berhadapan dengan Matsumoto/Nagahara. Mereka dituntut untuk mempertahankan performa seperti ketika bertanding di Australia. Selama ini rekor pertemuan keduanya masih dikuasai Jepang dengan kedudukan 3-1.(jpg)