DURI (RIAUPOS.CO) - Terkait tak dibantunya SSB Galaxy Duri yang bertanding di kancah nasional, membuat elemen masyarakat Duri geram dan gerah dengan kepengurusan KONI Bengkalis yang sekarang. Tak adanya dana bantuan dari KONI memang membuat hati miris, di situ muncul pertanyaan-pertanyaan kemana saja dana KONI ini didistribusikan.
SSB Galaxy Duri yang mengikuti final Nasional Jambore Jakarta Camp di Jakarta dan Danone Cup di Palembang, Sumatera Selatan, hanya membawa 12 orang pemain, pasalnya pemain yang lain tak dapat pergi karena tak ada biaya. Sementara yang 12 pemain itu pergi dengan biaya oran tua sendiri dan biaya dari sumbangan swadaya masyarakat.
Ketua LAMR Mandau, Dzulfikar Indra mengatakan sangat tak percaya jika KONI Bengkalis tak punya dana buat membantu tim-tim berprestasi seperti SS Galaxy Duri ini. Apalagi yang diikuti adalah pertandingan skala nasional yang akan membawa harum nama Provinsi Riau khususnya Kabupaten Bengkalis.
’’Masa tak punya dana, ke mana aja dana 10 miliar itu. Harus mereka jelaskan lah. ini kan membawa nama harum daerah kita mestinya harus didukung,’’ ujarnya.
Sedangkan Ketua IKMR Mandau, Indra Verniza DT Mangiang mengatakan, inilah momentum untuk memperbaiki kinerja di KONI. Khususnya tentang pembinanaan olahraga di Bengkalis khususnya Mandau. Selain kasus SS Galaxy Duri, bisa saja cabang lain tidak dapat perhatian yang sama. Untuk itu dirinya mendesak dewan untuk mengevaluasi KONI Bengkalis terkait masalah ini.
’’KONI Bengkalis mesti dievaluasi. Dewan harus bergerak,’’ pungkasnya.
Sementara tokoh pemuda Mandau yang Juga Anggota DPRD Bengkalis, Rianto, berjanji akan menyampaikan ke kawan-kawan KONI. Menurutnya ada masalah dengan Koni, terutama sistem distribusi dana koni ke setiap kecamatan dan pengcab, apakah tersalurkan apa tidak.