DUBAI (RIAUPOS.CO) -- Timnas Indonesia dan Thailand sebetulnya sama-sama ditangani pelatih berkelas. Jika skuad Garuda diarsiteki mantan pelatih timnas Korea Selatan Shin Tae-yong (STY), Thailand dilatih mantan pelatih timnas Jepang Akira Nishino.
Namun, kepiawaian keduanya dalam menangani kedua timnas belum teruji. Itu jika berkaca dari uji coba yang telah dilakoni. Yang mana Indonesia takluk 2-3 oleh Afghanistan (25/5) dan menyerah 1-3 saat menghadapi Oman (29/5). Sementara itu, Thailand takluk 0-1 oleh Oman (25/5), imbang 2-2 melawan Tajikistan (29/5), dan dicukur 1-4 saat bertanding melawan Uzbekistan (30/5).
Karena itu, pertarungan kedua tim di kualifikasi Piala Dunia 2022 grup G zona Asia yang berlangsung di Stadion Al Marktoum, Dubai, Uni Emirat Arab, malam ini (3/6) bakal menjadi ajang pembuktian. Khususnya bagi STY yang menargetkan bisa meraih tiga kemenangan dalam sisa laga kualifikasi. Sisa pertandingan kualifikasi ini memang tidak lagi menentukan bagi skuad Garuda. Sebab, Evan Dimas dkk menjadi juru kunci dengan tidak sekali pun mendapat poin dari lima laga yang sudah dijalani. Di sisi lain, Thailand masih memiliki peluang untuk lolos dari fase grup. Saat ini, pasukan Gajah Putih bertengger di peringkat ketiga klasemen Grup G dengan delapan poin dari lima laga. Thailand tertinggal satu poin oleh Malaysia yang menempati peringkat kedua dan selisih tiga poin dengan Vietnam di pucuk klasemen. STY mengaku cukup tahu sepak terjang Akira di kancah persepakbolaan dunia.
"Pelatih tersebut, saat Piala Dunia 2018 memegang timnas Jepang, sampai masuk 16 Besar. Dia memang pelatih baik dan berpengalaman," sebut STY dalam keterangan resmi.
STY memiliki pengalaman mengalahkan Akira. Yaitu, menang 3-0 di level klub kala Seongnam Ilhwa melawan Gamba Osaka di Liga Champions Asia musim 2010. Hanya, kemenangan yang diraihnya itu sudah cukup lama dan tidak bisa dijadikan tolok ukur. Apalagi, Indonesia sering kali menelan pil pahit kala bersua Thailand dengan hanya meraih satu kemenangan dalam sepuluh tahun terakhir.
"Pastinya akan memengaruhi ke mental pemain. Tapi, saya sudah mengganti generasinya menjadi baru," ujarnya.
Ya, mayoritas pemain yang diboyong ke Dubai adalah pemain muda. Hanya Evan Dimas yang tersisa dari skuad timnas sebelumnya. "Kalau mereka bertahan satu atau dua tahun di timnas, pasti akan terbentuk mental yang lebih baik lagi. Ke depannya pasti tidak akan gampang kalah. Dan pastinya akan berakhir dengan kemenangan," bebernya.
Di sisi lain, Akira menyebutkan, meski hasil uji coba belum bagus, dirinya cukup puas dengan performa pasukannya. Sebab, dalam ajang uji coba itu, dia tidak berpatok pada hasil. Dia lebih mengutamakan memberikan jam terbang bagi pemain. Karena itu, dilakukan rotasi pemain dalam tiga laga yang telah dijalani. Gaya bermain tim juga sudah mengalami perkembangan dengan terus menekan pertahanan Uzbekistan. Namun, finishing lini depan kurang mulus.
"Kami akan melakukan yang terbaik. Berlatih sebanyak mungkin. Pada pertandingan melawan Indonesia, kami akan melakukan yang terbaik dan menaikkan level permainan," pungkasnya dilansir SiamSport.(raf/c17/ali/jpg)