Persebaya Menang Tipis

Olahraga | Selasa, 02 Juli 2019 - 10:05 WIB

SURABAYA (RIAUPOS.CO) -- Song For Pride akhirnya menggema di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Begitu peluit panjang laga kontra Persela Lamongan ditiupkan, staf pelatih dan penggawa Green Force -julukan Persebaya- langsung menuju tengah lapangan. Mereka bernyanyi  Song For Pride bersama  Bonek.

Ini adalah kali pertama Song For Pride berkumandang usai laga. Nyanyian ini berkumandang setelah Persebaya menjinakkan Persela Lamongan dengan skor 3-2 kemarin sore.  

Adalah Amido Balde yang menjadi penentu kemenangan tim berjuluk Green Force itu.  Gol striker Guinea-Bissau tercipta melalui tandukan pada menit ke-66’. Padahal, Green Force sempat dua kali tertinggal lewat gol Lucky Wahyu (3’) dan Alex Dos Santos (55’). Sebelum akhirnya disamakan oleh Oktafianus Fernando (17’) dan Irfan Jaya (61’).  
Baca Juga :Mendadak Trending, Publik Nilai Kiper Ernando Ari Lebih Bagus Ketimbang Nadeo Argawinata

Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman merasa lega. "Karena (kemenangan) ini akan mengubah situasi. Tentunya terima kasih atas dukungan Bonek," kata pelatih yang akrab disapa Djanur itu. Dia pun memuji penampilan anak asuhnya yang sangat oke. "Pemain sudah kerja keras di lapangan. Saya sangat apresiasi itu," tambahnya  

Sayangnya, kekalahan ini harus dibayar mahal. Sebab, skuad Green Force terancam menipis dalam laga home selanjutnya kontra Persib Bandung (5/7). Maklum, tiga pergantian yang dilakukan semua karena cedera. Osvaldo Haay dan Fandi Eko harus berjalan terpincang-pincang saat diganti. Sementara itu, Oktafianus Fernando malah meninggalkan lapangan dengan memakai tandu.

Djanur harus memutar otak jika ketiganya absen di laga selanjutnya. "Saya akan manfaatkan pemain yang sehat dan siap tampil. Ini juga bukan pertama kali Persebaya tampil tidak dengan skuad lengkap," tuturnya. Untungnya, kondisi Osvaldo Haay cukup bagus. "Saya hanya perlu terapi. Saya rasa saya bisa tampil lawan Persib," kata Osvaldo.  

Krisis makin terasa lantaran Damian Lizio mendapat kartu merah. Dia dianggap melakukan protes berlebihan kepada wasit Yudi Nurcahya. Hal itu jelas merugikan Green Force. Sebab, dalam lima laga di Liga 1, pemain berpaspor Bolivia itu selalu jadi starter.

Karena itu, Djanur menyesalkan kartu merah Lizio. "Saya sudah bicara dengan Lizio. Sebenarnya tak ada protes berlebihan. Dia hanya menunjukan cederanya saja," jelasnya. Pelatih 60 tahun itu berharap kasus Lizio tak menular ke pemain lainnya. "Ini jadi warning buat pemain lain. Jangan sampai ada protes berlebihan kepada wasit," ujar pelatih asal Majalengka itu.  

Di sisi lain, kekalahan kemarin makin membenamkan Persela di dasar klasemen. Dari enam laga, Laskar Joko Tingkir -julukan Persela- hanya mengoleksi dua poin. Mereka bahkan menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling banyak. Yakni 16 gol. Dalam laga kemarin, Ragil memilih mengistirahatkan bek Mawouna Amevour. "Arif Satria dan Zaenuri cukup bagus. Tapi masih ada kelemahan yang harus diperbaiki," kata asisten pelatih Persela Ragil Sudirman.  

Ragil juga menyayangkan anak asuhnya yang tak mampu mempertahankan keunggulan. Apalagi, ini adalah kali ketiga Persela unggul lebih dulu, tapi akhirnya mengakhiri laga dengan kekalahan. Dua laga sebelumnya adalah saat kalah 2-3 dari Arema FC (27/5) dan kalah 1-3 dari Bhayangkara FC (26/6). "Itu adalah tugas kami dan calon pelatih baru untuk membenahi hal tersebut," kata Ragil.(gus/bas/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook