JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pandemi Covid-19 tidak bisa dihindari oleh seluruh manusia di dunia. Namun, satu hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah menghadapinya dengan persiapan-persiapan yang tepat.
Menurutnya, persiapan yang dapat dilakukan seperti disiplin penerapan 3M, dan secara masif melaksanakan 3T. Selain itu tidak ketinggalan melakukan percepatan vaksinasi untuk kekebalan tubuh terhadap Covid-19 itu sendiri.
“Ke depan penggunaan platform Peduli Lindungi nantinya akan terus digunakan, diperluas hingga diwajibkan pada hampir seluruh akses publik yang dilakukan penyesuaian tanpa terkecuali,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin malam (30/8).
Luhut mengaku, tanpa disadari pandemi Covid-19 akan mengubah gaya hidup kita dengan berbasiskan platform digital. Penerapan protokol kesehatan yang disiplin dengan berbasis digital platform Peduli Lindungi menjadi kunci jika kita tidak ingin mengulang lembali masa-masa sulit awal Juli lalu.
“Ketika kenaikan kasus naik begitu tinggi, kapasitas sistem kesehatan berada di ambang batas, dan kita harus menerapkan kebijakan PPKM darurat yang memiliki dampak ekonomi yang besar,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memaparkan penggunaan teknologi berbasis informasi Peduli lindungi akan dapat terdeteksi bagi masyarakat yang sudah vaksin atau PCR.
“Fungsinya tracing dan di lokasi berbeda dia tembak barcode kalau tertular bisa cepat ini untuk kontrol protokol kesehatan,” jelasnya.
Penggunaan aplikasi tersebut dapat mengatur keamanan aktivitas masyarakat untuk meminimalisir penularan Covid-19. “Karena dengan peduli lindungi ini bisa di-tracking. Yang sudah vaksin ini boleh di sini, yang sudah vaksin kalau nonton bola boleh teriak teriak di tribunnya. Kalau yang belum itu pakai masker,” ungkapnya.
Nantinya, kata Budi, aplikasi PeduliLindungi akan diterapkan menyeluruh pada lokasi-lokasi kegiatan masyarakat, mulai dari pusat perdagangan seperti mal, pasar tradisional, kantor, hingga tempat rekreasi, tempat pemdidikan seperti sekolah, dan sarana transportasi.
“Kita mau coba di perdagangan, mal, pasar tradisional, toko. Transportasi darat, laut, udara. Pariwisata, kantor atau pabrik. SD, SMP, SMA, dan aktivitas keagamaan,” tegasnya.
Budi menambahkan, lokasi kegiatan keagamaan juga perlu penerapan aplikasi PeduliLindungi karena pengalaman dari setiap hari raya besar itu akan ada trigger kerumunan.
“Di Januari karena Nataru dan Juni karena Idul Fitri. Di India juga karena upacara keagamaan. Di Bali naik lagi karena Juli Agustus itu ada upacara keagamaan. Penting sekali prokes diimplementasikan di acara-acara keagamaan,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman