31 DOKTER MASIH BERTAHAN DI WAMENA

Menkes: Jangan Lepas Jas Putihnya

Nasional | Senin, 30 September 2019 - 22:35 WIB

Menkes: Jangan Lepas Jas Putihnya
lustrasi dokter dengan jas putihnya. (CHICAGO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Kerusuhan yang terjadi Wamena, Papua, telah merenggut satu nyawa dokter pendatang. Setelah itu, para dokter pendatang pun meminta untuk dipulangkan.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengungkapkan, saat ini masih ada 31 tenaga kesehatan atau dokter yang bertugas di Wamena, Papua pasca kerusuhan. Tapi, tenaga kesehatan bantuan telah berdatangan dari wilayah lainnya di Papua seperti Timika.


Untuk itu, ia pun meminta para dokter di sana tetap menjaga diri menghindari potensi kerusuhan. Salah satunya dengan selalu mengenakan seragam putih dan jas dokternya. Ini perlu dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dari massa.

"Kami mengimbau kepada tenaga kesehatan, ke manapun pergi wajib pakai baju kesehatannya. Pakai itu jas atau baju dokter putihnya, selalu dipakai. Agar tak ada kesalahpahaman," tegas Menteri Nila dalam konferensi pers di Gedung Kemenkes, Senin (30/9).

Ia pun berharap tenaga-tenaga kesehatan berada di tempat-tempat aman. Dalam hal ini, salah satu tempat yang paling aman adalah di rumah sakit. Karena rumah sakit adalah tempat yang netral.

Dari 31 dokter yang masih bertahan, Menteri Nila menyebut para dokter beragam, baik pendatang maupun dokter yang memang sudah lama berasal dari Papua. Berbagai dokter seperti spesialis anestesi, kebidanan, dokter anak, penyakit dalam dan bedah.

"Dokter anestesi itu penting sekali untuk membius para korban luka dan harus dioperasi. Lalu juga dokter bedah," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya pun terus berkoordinasi dengan TNI/Polri sebagai leader untuk menjamin distribusi obat-obatan dan pelayanan kesehatan. Bahkan pihaknya juga berkoordinasi dengan TNI untuk mengirim bantuan obat-obatan dengan pesawat Hercules.

Menteri Nila menjamin rumah sakit maupun fasilitas lainnya di sana berjalan lancar, baik dari segi pelayanan maupun distribusi obat. Bahkan ada juga satu unit KRI Rumah Sakit Suharso yang bersandar untuk mengobati para pasien.

"Berharap berjalan baik. Panglima mengatakan ada kapal KRI Rumah Sakit Suharso sudah berada di sana. Kalau perlu tindakan, perlu penanganan dan peralatan medis yang canggih sudah bisa dilakukan di kapal itu," katanya.

Pihaknya juga menjamin jumlah tenaga kesehatan mencukupi keperluan untuk menangani situasi di Wamena. Salah satunya dengan program gerakan Nusantara Sehat dan juga pendayagunaan dokter spesialis.

"Saya rasa dokter di sana umumnya kebanyakan non Papua, terutama dokter spesialis yang punya tugas dikirim ke daerah," tegasnya.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook