JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Upaya penyelamatan korban Kapal Motor Nelayan (KMN) Ladang Pertiwi 02 yang tenggelam di perairan Kepulauan Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), terus berlangsung. Hingga kemarin (29/5), di antara 42 penumpang, masih ada 25 orang yang belum ditemukan.
Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI, Polri, dan instansi lainnya turut membantu menemukan para korban.
Kemarin Basarnas melanjutkan pencarian. ”Kami bersama dengan TNI membantu pencarian lewat udara sehingga bisa memantau (lokasi kejadian) lebih luas,” kata Djunaidi, kepala Kantor Basarnas Makassar. Bersama sejumlah pejabat lain, dia turut dalam pencarian melalui udara tersebut. Menggunakan helikopter H-3211 Super Puma, mereka terbang di atas Selat Makassar dengan ketinggian di bawah 1.000 kaki.
Terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI-AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono menyampaikan bahwa instansinya telah mengerahkan 4 KRI, 1 kapal Angkatan Laut (KAL), dan 1 pesawat terbang untuk membantu operasi pencarian para korban. Seluruh unsur TNI-AL tersebut bergerak di bawah Komando Armada (Koarmada) II yang bermarkas di Surabaya, Jawa Timur.
Julius menyebutkan beberapa KRI yang terlibat dalam operasi itu. Yakni, KRI Mandau-621, KRI Pulau Rupat-712, KRI Sultan Hasanuddin-366, dan KRI Malahayati-362. ”Juga KAL Suluh Pari dan Pesud Cassa U-6207,” ungkap Julius saat diwawancarai Jawa Pos.
Selain empat KRI tersebut, TNI-AL mengirim KRI Frans Kaisiepo-368. ”Sedang menuju Selat Makassar, selama pelayaran akan melaksanakan pencarian,” imbuhnya.
Kepala Bidang Keselamatan Kantor Kesyahbandaran Utama (KSU) Makassar Capt Yohanis K. Tedang yang ditunjuk sebagai ketua tim posko pencarian korban menyatakan, pada saat kejadian, KMN Ladang Pertiwi 02 sedang mengangkut 42 orang yang terdiri atas 7 ABK dan 35 orang. ”Sebanyak 17 orang di antaranya sudah ditemukan dalam keadaan selamat dan sudah berada di Puskesmas Sanrobone untuk pemeriksaan kesehatan,” ujar Yohanis kemarin.
Syahbandar Pelabuhan Makassar menerima informasi dugaan kecelakaan dari pemilik KMN Ladang Pertiwi 02 pada Sabtu (28/5) akhir pekan lalu. Namun, kapal diduga tenggelam pada Kamis (26/5) atau Jumat (27/5).
Kapal diduga mengalami kecelakaan karena hingga waktu yang ditentukan, kapal belum tiba di lokasi tujuan, yakni Pulau Pammantauan, Pulau Masalima, Pulau Saliriang, dan Pulau Pamalikan. Selanjutnya, petugas menginformasikan kejadian tersebut kepada Stasiun Radio Pantai (SROP).
Lalu, SAR Kota Makassar menginstruksi semua kapal yang berada dan melintas di perairan sekitar Pulau Pammantauan untuk membantu pencarian. KMN Ladang Pertiwi 02 diduga terjebak cuaca buruk dan dihantam ombak besar hingga mengalami mati mesin. ”Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Pammantauan di Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan,” ungkap Yohanis.
Dari pengecekan administratif, ternyata nakhoda tidak melaporkan keberangkatannya kepada syahbandar perikanan dan petugas Pelindo di Pelabuhan Paotere. ”Iya karena kapal itu berangkat sendiri, tidak melapor di syahbandar perikanan karena itu kapal ikan. Ya tidak dikasih surat izin berlayar,” katanya saat dihubungi FAJAR kemarin.
Yohanis juga mengaku tidak tahu barang yang diangkut KMN Ladang Pertiwi 02. ”Yang diangkut kan kita tidak tahu. Cuma, begitu tenggelam, baru keluarganya melapor bahwa kapalnya menghilang, tidak sampai tujuan,” ucapnya.
Menurut dia, KMN Ladang Pertiwi 02 hanya bisa mengangkut perlengkapan nelayan dan hasil tangkapan ikan. ”Tidak bisa mengangkut penumpang karena bukan kapal penumpang,” ujarnya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar Brigjen Pol Hermanta langsung menginisiasi pembentukan tim posko pencarian dan pertolongan gabungan yang melibatkan unsur tim SAR KSU Makassar, Basarnas Makassar, Distrik Navigasi Kelas I Makassar, TNI-AL Makassar, Dishub Kota Makassar, Polairud Makassar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulsel, KKP, dan PT Pelindo Makassar.
”Saat ini pencarian terus dilakukan. Kapal patroli KPLP yang dikerahkan ialah KNP 350, KNP 5204, dan KNS 031. Pencarian dilakukan bersama tim posko gabungan dan juga bantuan dari kapal-kapal nelayan setempat,” kata Hermanta.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman