JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tuntutan terhadap pelaku yang memberikan informasi palsu tentang bom akan dilakukan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dia menegaskan, informasi tentang adanya bom bukan bahan candaan, melainkan bentuk ancaman keamanan dan keselamatan.
"Kementerian Perhubungan akan menindak pelaku yang memberikan informasi palsu tentang bom. Ini merupakan ancaman terhadap keamanan dan keselamatan bagi kami semua. Pelaku candaan bom akan kami tuntut secara hukum," katanya di dalam keterangan tertulis, Selasa (29/5/2018).
Baca Juga :
Hamas Desak ICC Tuntut Israel Bertanggung Jawab atas Kejahatan Perang dan Genosida di Gaza
Di dalam UU No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan tercantum pada Pasal 437 ayat (1) bahwa penyampaian informasi palsu (bom) yang membahayakan keselamatan penerbangan hingga mengakibatkan kecelakaan atau kerugian harta benda dapat dipidana penjara paling lama delapan tahun.
Karena itu, dia meminta Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bekerja sama dengan Kepolisian untuk menindaklanjuti kejadian berupa informasi palsu terkait adanya bom.
"Saya minta PPNS dapat bekerja sama dengan Kepolisian untuk menindaklanjuti beberapa kejadian terkait adanya informasi bom di bandara dan memprosesnya secara hukum. Kejadian ini tentunya mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, setidak-tidaknya tertundanya jadwal penerbangan," jelasnya.
Lebih jauh, dia berharap tindakan hukum yang diberikan terhadap pelaku candaan bom dapat memberikan efek jera.
"Melalui tindakan hukum ini kami harap dapat memberikan efek jera kepada pelaku candaan bom. Sehingga menjadi bahan pelajaran bagi kita semua untuk tidak lagi bercanda mengenai bom. Bom bukan bahan untuk bercanda," tutupnya.
Adapun informasi dugaan adanya bom terjadi di pesawat Lion Air JT-687 tujuan Pontianak-Jakarta pada Senin (28/9/2018). Sesaat informasi diterima, pelaku langsung diamankan oleh Aviation Security (Avsec) Bandara Supadio.
Diketahui, pelaku masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Tanjung Pura di Pontianak, Kalimantan Barat. (hap)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama