Tidak Ada Penambahan Kasus Baru di 19 Provinsi

Nasional | Selasa, 28 April 2020 - 06:04 WIB

Tidak Ada Penambahan Kasus Baru di 19 Provinsi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penambahan jumlah kasus sembuh per Senin (27/4) menjadi total 1.151. Jumlah ini semakin berjarak dengan jumlah korban meninggal. Meskipun pertumbuhan kasus positif masih terbilang cukup tinggi, gugus Tugas mencatat tidak ada pertumbuhan kasus baru di 19 Provinsi. Kasus positif bertambah 214 orang sehingga total menjadi 9.096 orang.  

Pasien sembuh bertambah 44 orang. Sementara pasien meninggal bertambah 22 orang menjadi total 765 orang.  Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa kasus meninggal ini paling banyak ada pada kelompok usia sekitar 41-60 tahun dan beberapa lainnya di atas usia tersebut.


"Selain itu faktor penyakit penyerta atau komorbiditas yang banyak memperburuk kondisi pasien hingga meninggal adalah hipertensi, diabet, jantung dan penyakit paru-paru," katanya kemarin.  

Kemudian untuk jumlah pasien sembuh, Provinsi DKI Jakarta masih menjadi wilayah dengan sebaran terbanyak yakni 337, disusul Jawa Timur sebanyak 140, Sulawesi Selatan 106, Jawa Barat 96, Jawa Tengah 88 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 1.151 orang.

Pasien sembuh kata Yuri paling banyak ada di DKI Jakarta 335 orang, dilanjutkan Jawa Timur 140 orang, Sulawesi Selatan 106 orang, Jawa Barat 96 orang, Jawa Tengah 88 orang dan dari seluruh provinsi menjadi 1.151 orang.

Data tersebut dicatat dari hasil uji spesimen sebanyak 75.157 spesimen  yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 46 laboratorium. Sebanyak 59.509 kasus spesimen yang diperiksa, 9.096 positif diantaranya positif  dan 50.313 sisanya negatif.

Kemudian untuk jumlah orang dalam pemantauan (ODP) menjadi 210.199 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) menjadi 19.987 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 288 kabupaten/kota di Tanah Air.

Pemerintah saat ini memiliki cadangan 10 ribu tempat tidur di 1.000 rumah sakit (RS) khusus untuk menangani pasien Covid-19 di seluruh Indonesia. "Sudah lebih dari 1.000 rumah sakit telah merawat pasien Covid-19 , baik yang statusnya terkonfirmasi positif maupun yang masih PDP," kata Yuri.  

Lebih dari 1.000 rumah sakit tersebut merupakan gabungan dari rumah sakit pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan juga rumah sakit swasta dan RS TNI-Polri. Dari 10 ribu tempat tidur yang tersedia, ada sekitar 7-8 ribu tempat tidur masih ditempati oleh pasien Covid-19.

Pemerintah juga memastikan kapasitas RS di seluruh Indonesia masih cukup untuk menampung pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan membutuhkan perawatan layanan kesehatan.

Hingga saat ini, pemerintah tengah berupaya memperkuat infrastruktur untuk bisa memproduksi alat tes dan reagen untuk pengujian RT-PCR secara mandiri. "Ini jadi sesuatu yang penting dan jadi salah satu prioritas pemerintah agar secara mandiri kita nanti menuju ke kemampuan produksi test kit dan reagen sendiri," kata Yuri.

Sementara itu, pemerintah mengklaim pergerakan kurva kasus Covid-19 mulai stabil. Khususnya pertumbuhan kasus baru di Jakarta. Bila masyarakat mau lebih disiplin lagi mematuhi pembatasan sosial berskala besar (PSBB), bukan tidak mungkin kurvanya akan bergerak turun. Seiring minimnya interaksi antarmanusia.

Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menjelaskan, kasus positif di DKI Jakarta mengalami perlambatan yang pesat. "Saat ini telah mengalami flat dan kita doakan semoga tidak terlalu banyak kasus positif yang terjadi," tuturnya.(tau/byu/das)

Laporan: JPG (Jakarta)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook