JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Anggota DPR RI Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin meminta Kementerian Pertanian bukan saja menjamin stok pangan terutama beras aman hingga Hari Raya Idulfitri nanti. Namun ada tindak lanjut yang sangat penting setelah ketersediaan yang cukup, adalah pola distribusi yang baik sehingga tidak menimbulkan ketidak seimbangan stok antara kota dan perdesaan, antara pulau Jawa dan non pulau Jawa.
Sebelumnya, Menteri Pertanian telah melakukan perhitungan jaminan stok beras didasari pada tiga skenario atau pendekatan, yaitu optimistis, moderat, dan pesimistis. Menurut Akmal, manajemen stok di setiap wilayah seluruh Indonesia menjadi regulasi penting untuk memastikan bahwa jumlah stok aman secara nasional telah terdistribusi ke seluruh daerah sesuai dengan proporsi jumlah penduduk.
"Saya apresiasi Bapak Mentan yang telah menjamin 11 komoditas pangan nasional selama wabah Covid-19. Apalagi saat ini secara bersamaan telah menghadapi situasi bulan Ramadan dan akan masuk moment hari raya Idulfitri. Namun Perlu menjadi perhatian pemerintah, saat ini peternak ayam banyak menghadapi kebangkrutan, harga gula dan bawang putih menjadi polemik," ucap Akmal.
Dia menjelaskan, gula pasir, daging sapi dan bawang putih saat ini menjadi komoditas yang terus bermasalah pada persoalan harga. Sedangkan komoditas pokok lain, lanjut Akmal, seperti beras, jagung, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, telur ayam, dan minyak goreng memiliki kestabilan. Namun ancaman distribusi ke daerah-daerah akan selalu menjadi persoalan tersendiri. Dia meminta Kementan bekerja sama dengan Bulog untuk memastikan bahwa distribusi logistik aman.
"Saat ini jasa logistik memiliki keterlambatan yang signifikan. Berbagai jasa pengiriman barang menunjukkan telah menghilangkan jaminan ketersampaian jasa sehari sampai. Ini merupakan tanda, bahwa logistik pemerintah perlu waspada bahwa di lapangan ada persoalan terkait distribusi ini," katanya.
Bahkan, lanjut Akmal, tersendatnya arus logistik inipun telah disinggung oleh Kementerian Keuangan.
"Saya berharap, distribusi komoditas pangan ini menjadi lebih baik ke daerah-daerah seluruh Indonesia. Saat ini kendaraan pengangkut barang tidak lagi bersaing dengan kendaraan pengangkut orang. Jadi bila pola distribusi ini masih buruk, akan menjadi preseden yang sangat buruk pada pengelolaan negara ini," kritis Akmal.
Adapun kondisi instrumen penunjang pengangkutan barang, lanjut Akmal, banyak terjadi pembatasan kendaraan berbagai moda baik darat, laut maupun udara.
"Wabah Covid-19 ini selain membatasi Bandara dan terminal-terminal, di pelabuhanpun banyak kapal pengangkut yang dilarang untuk bersandar," tegas Akmal.
"Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mesti dapat ditunjang peran pemerintah pada persoalan distribusi pangan. Pemetaan pasokan dan distribusi kebutuhan pangan di area zona merah menjadi prioritas utama pemerintah terutama pada kondisi Idulfitri yang berbarengan dengan wabah Covid-19," tutup Andi Akmal Pasluddin.
Sumber: JPNN.Com
Editor: Rinaldi