DEMO HARI INI, MAHASISWA SIAPKAN ENAM TUNTUTAN

Presiden Tegaskan Pemilu tak Ditunda

Nasional | Senin, 11 April 2022 - 11:19 WIB

Presiden Tegaskan Pemilu tak Ditunda
Wadir Samapta Polda Riau AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat (dua kiri) memberi arahan kepada personel saat apel persiapan pengamanan unjuk rasa di Mapolda Riau, Ahad (10/4/2022). (HUMAS POLDA RIAU FOR RIAUPOS.CO)

Aksi geruduk istana akan diikuti aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) dari 18 universitas di Indonesia. Ada enam tuntutan yang bakal dituntut oleh para mahasiswa. Pertama, mendesak dan menuntut Jokowi untuk bersikap tegas menolak dan memberikan pernyataan terhadap isu penundaan pemilu 2024. Termasuk, jabatan tiga periode. "Karena sangat jelas menghianati konstitusi negara," tegas Koordinator Media BEM SI 2022, Luthfi Yufrizal.

Kedua, menyangkut kepindahan ibukota negara. Mahasiswa menuntut dan mendesak Jokowi untuk mengkaji ulang UU IKN termasuk dengan pasal-pasal bermasalah. Tak terkecuali, dampak yang ditimbulkan dari aspek lingkungan, hukum, sosial, ekologi, politik, ekonomi, dan kebencanaan.


Ketiga, menuntut Jokowi untuk mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait. Pemerintah pun dinilai tidak sanggup menstabilkan harga segera hingga berdampak pada masyarakat. "Mendesak dan menuntut Presiden untuk menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok," ungkapnya.

BEM SI juga akan membawa kasus wadas dalam demo hari ini. Jokowi diminta untuk bisa menyelesaikan konflik agraria yang terjadi. "Kami juga mendesak Jokowi-Ma’ruf untuk berkomintem penuh dalam menuntaskan janji-janji kampanye di sisa masa jabatannya," sambungnya.

Selain para mahasiswa, sempat muncul imbauan para siswa STM untuk ikut bergabung. Merespon hal ini, Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anang Ristanto mengimbau kepada Dinas Pendidikan dapat mencegah keterlibatan peserta didik SMK dalam aksi unjuk rasa hari ini.

Para orang tua juga diminta ikut mengawasi anak-anaknya agar tak terlibat aksi unjuk rasa tersebut demi menjaga keselamatan dan keamanan peserta didik. "Melindungi dan menjaga anak-anak dari kekerasan adalah amanat konstitusi yang merupakan tanggung jawab semua pihak," ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia, ajakan untuk mengikuti unjuk rasa pada saat jam belajar tidak sejalan dengan upaya pemenuhan hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Menurutnya, penyampaian pendapat dan aspirasi peserta didik dapat disampaikan dalam ranah edukasi yang aman dan di bawah pembinaan para pendidik serta orang tua.

Soal demonstrasi itu, Polri berjanji akan menyikapinya dengan tidak berlebihan. Walau begitu lembaga hukum di Indonesia paling dipercaya publik sesuai survei Lembaga Survei Indikator itu berpesan kepada mahasiswa. "Saat menyampaikan aspirasi hormati hak masyarakat lainnya," terang Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo, kemarin (10/4).

Saat demonstrasi, mahasiswa juga diharapkan mematuhi protokol kesehatan. Serta, menjaga situasi aman dan damai. "Untuk penanganannya cukup Polda Metro Jaya. Semoga lancar dan aman," jelasnya.

Sementara Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto mengatakan, ada tidaknya pernyataan tegas Korps Bhayangkara untuk tidak melakukan kekerasaan dalam menjaga keamanan demonstrasi 11 April hanyalah formalitas.

Semua pihak diharapkan yakin bahwa Polri berkomitmen untuk melakukan pendekatan humanis dan persuasif dalam aksi penyampaian pendapat. "Tapi, bila akhirnya represif di lapangan, akan memperburuk citra Polri," tegasnya.

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas mengimbau kepada pemerintah dan seluruh pihak terkait agar menghormati hak-hak dari mahasiswa dan rakyat yang ikut berunjuk rasa, yaitu dengan tidak menghambat dan menghalang-halangi peserta demonstrasi yang akan datang ke Jakarta. "Agar mereka bisa menyampaikan aspirasinya dengan baik," terangnya.

MUI juga mengimbau kepada peserta demonstrasi agar menyampaikan aspirasinya dengan tertib, tidak anarkis, dan tidak  melanggar hukum, serta tetap bisa menjaga kebersihan lingkungan dan tidak mudah terprovokasi.

Selanjutnya, dia meminta kepada aparat keamanan dan penegak hukum agar mengendalikan diri dan tidak mempergunakan peluru tajam, serta tidak melakukan tindakan berlebihan yang melanggar HAM dan menyakiti hati rakyat.

Jika aparat melakukan tindakan berlebihan dan kekerasan, maka hal itu akan meninggalkan luka yang dalam di hati rakyat. "Itu jelas tidak baik bagi perjalanan kehidupan demokrasi di negeri ini kedepannya," tegas Anwar kepada Jawa Pos (jpg/yn/mia/idr/lum/das)

Laporan: JPG (Jakarta)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook