JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kepala Badan Penghubung Provinsi Riau Erisman Yahya menyampaikan apresiasi tinggi atas komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar yang siap menjadikan Rumah Melayu Atap Lontik (Rumah Lontiok) sebagai ikon Kampar di Jakarta.
Komitmen tersebut ditunjukkan Bupati Kampar yang diwakili Sekdakab Kampar, Drs H Yusri MSi didampingi Ketua Dekranasda Kabupaten Kampar, Muslimawati Catur, yang mengunjungi langsung rumah khas Kampar di Anjungan Riau Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, pada Senin (26/10/2020) siang.
"Kami sangat mendukung dan mengapresiasi komitmen Pemkab Kampar ini," ucap Erisman.
Yusri dan sejumlah pejabat terkait datang untuk melihat kondisi fisik bangunan serta isinya karena tahun depan akan direnovasi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai wadah untuk mempromosikan Kabupaten Kampar di Ibukota.
Yusri mengatakan, sebagai masyarakat Kampar, selayaknya berbangga hati, karena dari 12 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau, hanya dua kabupaten yang memiliki rumah adat di Anjungan Riau TMII, yakni Kampar dan Bengkalis.
"Untuk itu, sekarang kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk mempromosikan daerah kita mulai dari adat-istiadat, wisata, kuliner dan banyak lagi yang lainnya yang nantinya akan membuat orang mengenal dan ingin mengunjungi Kabupaten Kampar, yang tentunya akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat," kata Yusri.
Yusri juga mengatakan, untuk rehab Rumah Lontik akan langsung dilaksanakan pada tahun 2021 mendatang.
"Kita akan kembalikan bentuk asli Rumah Lontiok seperti semula, begitu juga dengan isi yang ada di dalamnya," sebutnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Kampar, Muslimawati Catur mengatakan bahwa, setelah selesai direhab nanti, Rumah Lontik akan diisi dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan Kabupaten Kampar, baik peralatan rumah tangga, alat musik, pakaian adat, kuliner dan lainnya yang mencerminkan Kabupaten Kampar.
"Ini akan jadi ikon Kampar di Jakarta," harapnya.
Lebih lanjut, Erisman menambahkan bahwa tahun anggaran 2021, Pemprov Riau juga merencanakan untuk merenovasi total bangunan Balai Selasar Jatuh Tunggal.
"Balai Selasar ini kalau sudah direnovasi nanti bisa kita manfaatkan untuk pertemuan-pertemuan berskala besar karena bisa menampung banyak orang," jelasnya.
Namun dari sekian banyak ikon Riau di Anjungan, saat ini yang kondisinya juga memprihatinkan adalah Rumah Bengkalis dan Jalur dari Kabupaten Kuansing.
"Kita sebenarnya juga sangat berharap ada perhatian dari Pemkab Bengkalis terkait keberadaan Rumah Bengkalis ini sebagaimana Pemkab Kampar yang sudah berkomitmen," harap Erisman.
Harapan yang sama juga terhadap jalur yang menjadi kebanggaan masyarakat Kuansing.
"Bagi masyarakat Kuansing jalur itu sebenarnya tidak semata kebanggaan, tapi juga marwah. Jadi sangat disayangkan jika keberadaannya dalam kondisi yang sangat tidak terawat," pungkas Erisman.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Eka G Putra