Bom Air dan Hujan Buatan Mulai Dilakukan

Nasional | Kamis, 26 Juli 2018 - 12:31 WIB

Bom Air dan Hujan Buatan Mulai Dilakukan
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati. (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah mengantisipasi peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) jelang masuknya puncak musim kemarau yang jatuh pada Agustus depan. Terlebih, Kota Palembang yang menggelar pesta Asian Games 2018 termasuk kawasan ra­wan terdampak karhutla.

Rabu (25/7), Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Purn Moeldoko melakukan koordinasi dengan sejumlah kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah untuk mengantisipasinya. Usai pertemuan, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, Juli hingga September akan menjadi puncak musim kemarau. Imbasnya, mulai minggu-minggu ini, semua kawasan yang ada di daerah rawan seperti Sumatera dan Kalimantan masuk kategori rawan terbakar.

Baca Juga :Siaga Darurat Karhutla Riau Dicabut

Dwi menambahkan, ada sejumlah upaya yang sudah dikoordinasikan dan akan dilakukan dalam waktu dekat. Bukan hanya bagi kawasan yang sudah terbakar, tapi juga daerah kering. Mulai dari bom air di wilayah kering hingga persiapan modifikasi cuaca. Dia beralasan, upaya itu dilakukan untuk menjaga agar lahan, khususnya kawasan gambut tetap basah.

“Sudah mulai dilakukan dari hujan buatan seperti di Riau Sumatera Selatan,” ujarnya di Kantor KSP, Jakarta.

Kebetulan, lanjutnya, saat ini masih banyak awan yang memiliki potensi untuk dijadikan hujan. “Sampai pekan depan masih ada awan awan yang bisa dijadikan bibit hujan,” imbuhnya.

Usai pertemuan, Moeldoko menyebut secara umum kondisi masih terkendali. Mantan Panglima TNI itu mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima, sejumlah titik api memang muncul di sejumlah kawasan. Namun pemerintah daerah dan kementerian/lembaga sudah cukup reaktif mengantisipasinya. Sehingga hingga saat ini masih terkendali.

“Yang paling penting, bagaimana menyikapi. Sekarang kita (api) muncul, bagaimana menyikapi, yang paling penting kita tanggap,” ungkapnya.

Moeldoko berharap, sikap reaktif dan berhati-hati yang ditunjukkan pemda dengan kementerian/lembaga bisa terus dilakukan. ”Hati-hati bahwa akan ada Asian games, kita harus sensitif dari pandagan negara luar terkait penanganan kebakaran hutan,” imbuhnya.

Intensitas Hujan Ringan

Cuaca Kota Pekanbaru diguyur hujan dengan intensitas ringan dari pagi jelang siang hari, Rabu (25/7). Hal tersebut dikatakan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru bukan merupakan hasil hujan buatan yang beberapa hari terakhir banyak terlihat oleh masyarakat adanya helikopter berlalu lalang membawa air.

“Memang sehari ini (kemarin-red) intensitas hujan ringan terjadi tidak hanya di Pekanbaru, tapi juga di beberapa wilayah kabupaten lainnya di Riau seperti Bengkalis, Kuansing, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan dan Kampar. Hal tersebut bukanlah merupakan hasil dari hujan buatan atau sebagainya. Itu merupakan hujan alami,” ujar Kepala seksi data dan informasi BMKG Pekanbaru Marzuki kepada Riau Pos.(far/jpg/cr8)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook