Dirut Baru PLN Dapat Warisan Utang

Nasional | Rabu, 25 Desember 2019 - 13:14 WIB

Dirut Baru PLN Dapat Warisan Utang
BERI KETERANGAN: Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini (tengah) memberikan keterangan usai RUPSLB PLN di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (23/12/2019). (MIFTAHULHAYAT/JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Kehadiran Zulkifli Zaini sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengindikasikan bahwa pemerintah menitikberatkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Sebab, Zulkifli adalah sosok yang memiliki latar belakang kuat di bidang perbankan dan keuangan.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, tantangan yang akan dihadapi Zulkifli tidak mudah. Beberapa masalah yang disebut Komaidi akan menjadi perhatian utama adalah proyek 35.000 MW yang belum tuntas dan utang PLN yang terus membengkak. Karena itu, dia cukup mengerti alasan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan tim penilai akhir (TPA) yang memilih Zulkifli. Dia dianggap memiliki kecakapan dalam bidang finansial.


Komaidi memaparkan, pada semester I 2019, PLN memiliki utang hingga Rp604,46 triliun. Meningkat hingga 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, lanjut dia, rasio utang PLN terhadap pendapatan dan aset sudah dalam “rambu kuning” atau patut berhati-hati. “Apalagi, total keperluan pendanaan PLN untuk mewujudkan proyek 35.000 MW sangat besar,” tegasnya.

Senada dengan Komaidi, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berpendapat, penunjukan Zulkifli mengindikasikan bahwa pemerintah ingin mengamankan serta meningkatkan keuangan PLN.

“Tantangan utama PLN yang dilihat oleh Menteri BUMN adalah pembiayaan dan kinerja keuangan,” ujar Fabby.

Dia menambahkan, tantangan PLN akan semakin berat karena kemampuan pemerintah untuk memberikan subsidi dan Penyertaan Modal Negara (PMN) semakin terbatas. Selain itu, kendala terbesar PLN dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) adalah banyaknya kapasitas pembangkit termal. Yakni PLTU dan PLTG, yang akan beroperasi pada rentang 2021 hingga 2024. “Meskipun kapasitas EBT mencapai 12 persen, tapi pemyaluran listrik masih di bawah 7 persen,” beber Fabby.

Sementara itu, dukungan positif pada dirut baru PLN juga datang dari asosiasi-asosiasi yang selama ini banyak bermitra dengan PLN. Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia Pandu P Sjahrir menyatakan, pihaknya mendukung penuh terpilihnya Zulkifli sebagai dirut dan Amien Sunaryadi sebagai Komisarit Utama PLN.

”Ini merupakan kombinasi yang serasi antara profesionalisme dan transparansi. Kami sebagai pelaku di industri ini berharap dengan pengalaman Pak Zulkifli sebagai profesional di Bank Mandiri, dan Pak Amien sebagai Wakil Ketua KPK, dapat mendukung upaya PLN meningkatkan profesionalisme dan transparansi perseroan,’’ ujar Pandu.

Di lain pihak, Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang menyampaikan apresiasinya kepada pemimpin baru PLN. APLSI berharap iklim investasi ketenagalistrikan di Indonesia semakin kondusif.  ”Sehingga semua pelaku usaha termasuk swasta dapat lebih berperan dalam mendukung PLN untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia,” ujarnya.(agf/oni/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook