JAKARTA (RIAUPOS.CO) - PT PLN (Persero) berhasil meraih rangkaian penghargaan dalam ajang Indonesian Sustainable Development Goals Award 2023 (ISDA) yang diselenggarakan oleh Corporate Forum for CSR Development (CFCD). Salah satunya penghargaan dengan kategori gold yang diterima oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah (PLN UIP Sumbagteng).
Program Tanggung Jawab Sosial (TJSL) PLN UIP Sumbagteng tersebut mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Khususnya Kaum Perempuan Melalui Budi Daya dan Pengolahan Daun Kelor di Desa Kreatif Kelor Salo Timur”.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PLN UIP Sumbagteng, Hendra Suteni pada Senin (4/11) di Hotel Westin Jakarta.
Ajang ini merupakan penghargaan yang diselenggarakan untuk menilai kinerja sosial sebuah perusahaan/organisasi. Pada tahun 2023, Indonesian CSR Awards (ICA) terdiri dari 32 peserta perusahaan korporat/institusi dan 9 peserta perorangan. Sedangkan untuk ISDA terdiri dari 101 peserta perusahaan dan 4 peserta perorangan.
Ditemui pada kesempatan berbeda, General Manager PLN UIP Sumbagteng, I Njoman Surjana D menyampaikan bahwa penghargaan ISDA 2023 yang telah diperoleh merupakan cerminan PLN UIP Sumbagteng dalam mengelola tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) dalam mendukung kinerja usaha, mencapai sasaran strategis Perseroan dan tumbuh berkelanjutan sesuai standar praktis mengacu pada ISO 26000 : 2013.
“Kami mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa program TJSL yang dijalankan on the track. Dan kami selalu berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam pencapaian tujuan SDGs. Program Pemberdayaan Masyarakat Khususnya Kaum Perempuan Melalui Budi Daya dan Pengolahan Daun Kelor ini merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang berlokasi di Desa Salo Timur, Kabupaten Kampar. Program ini menggandeng 67 perempuan di Desa Salo Timur yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga untuk bisa berkarya dan memiliki keterampilan berupa budi daya dan pengolahan daun kelor. Desa Salo Timur memiliki banyak sekali tanaman kelor, tetapi hanya dimanfaatkan sebagai pagar tanaman saja. Ternyata tanaman kelor ini banyak khasiat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dengan adanya program pemberdayaan perempuan ini, ibu-ibu Desa Salo Timur dapat membudi daya dan mengolah tanaman kelor menjadi produk turunan dan dapat dijual di pasaran.(adv)