HASIL RAPID TEST SAMA: NONREAKTIF

Sehari Dua Dokter Meninggal di Jawa Timur

Nasional | Minggu, 21 Juni 2020 - 10:00 WIB

Sehari Dua Dokter Meninggal di Jawa Timur
Dokter Anang Eka Kurniawan tersenyum saat foto bersama Kepala Puskesmas Socah dr Anita Oktavia dalam sebuah acara, beberapa waktu lalu.DOK PRIBADIPUSKESMAS SOCAH FOR JPRM

Selama bertugas di Puskesmas Socah, dokter yang berusia 40 tahun itu dikenal sebagai sosok humoris. Anang ramah kepada rekan-rekannya. Sudah puluhan tahun mengabdi di puskesmas. Ketua IDI Cabang Bangkalan dr Farhat Suryaningrat menyatakan secara pribadi belum mengenal. Sebab, Anang sudah tidak tergabung di IDI Bangkalan, tapi telah pindah keanggotaan ke IDI Surabaya.

”Kami belum memastikan dia terpapar atau tidak. Namun, potensi tertular iya. Karena dia kakak kandung dari dr Deni,” katanya. Jubir Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan Agus Zein menerangkan, Puskesmas Socah direncanakan tutup sementara sebagai langkah antisipasi.


Pada hari yang sama, Jumat (19/6), satu dokter di RSUD Sidoarjo juga meninggal karena Covid-19. Dokter Gatot Pramono yang bertugas di instalasi gawat darurat (IGD) dinyatakan terpapar virus SARS-CoV-2 dari hasil pemeriksaan swab.

Menurut Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan SpP, almarhum dirawat sejak 17 Juni. Dengan keluhan demam dan sesak napas. Dokter Gatot yang berusia 46 tahun juga diketahui memiliki penyakit penyerta, yakni diabetes. ”Gulanya tinggi,” ungkapnya.

Saat dirawat, dr Gatot sempat menjalani rapid test. Hasilnya dinyatakan nonreaktif terhadap Covid-19. Namun, saat memeriksa hasil foto dada Gatot, Atok menemukan ada pneumonia bilateral di paru-paru. Khas seperti yang dialami pasien Covid-19. Sehingga Atok meminta tetap dilakukan tes swab. ”Dari swab diketahui, almarhum dinyatakan positif Covid-19,” jelas Atok.

Setelah itu kondisi pasien terus menurun. Gelisah dan sesak napas makin parah. Hingga mengalami henti jantung. Sudah dilakukan upaya resusitasi, tetap tidak berhasil. Gatot dinyatakan meninggal pukul 18.13 WIB.

Atok menjelaskan, pihak rumah sakit telah berupaya maksimal untuk memberikan pertolongan. Bahkan, saat pasien masuk ruang perawatan isolasi yang ada ventilatornya, tim medis sudah berusaha memasang alat bantu pernapasan itu. Tapi, Gatot tidak berkenan.

Segala upaya dilakukan agar Gatot mau menggunakan ventilator, tapi tak berhasil. Termasuk menghubungi pihak keluarga untuk berbicara kepada Gatot. ”Kami sangat bersedih dan kehilangan atas kepergian almarhum,” tutur Atok.

Terlebih, selama ini dokter yang juga bertugas di RS Jasem tersebut berada di garda terdepan. Memberikan layanan kepada pasien di IGD. ”Dia dikenal sabar dan telaten,” kenang Atok.(*/c9/ayi/das)

Laporan JPG, Bangkalan dan Sidoarjo









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook