Duka bertubi-tubi dialami keluarga besar dokter Deni Dwi Fitriyanto. Lima hari setelah kematiannya, sang kakak yang juga berprofesi dokter menyusul. Sepekan sebelumnya ayah-ibu mereka yang juga tenaga medis lebih dulu meninggal. Di RSUD Sidoarjo satu dokter juga meninggal. Semua akibat paparan Covid-19.
(RIAUPOS.CO) - DOKTER Anita menerima kabar duka itu sekitar pukul 09.30 WIB, Jumat (19/6). Dia mendapat telepon dari istri dokter Anang Eka Kurniawan. Perempuan di ujung telepon mengabarkan bahwa sang suami tercinta dipanggil Yang Mahakuasa. Dokter Anang adalah kakak dokter Deni yang meninggal di RS Unair Surabaya pada Ahad (14/6). ”Posisi meninggalnya di rumah mertuanya di Surabaya,” ujar Kepala Puskesmas Socah, Bangkalan, dr Anita Oktavia.
Mendengar kabar dr Anang sudah meninggal dunia, Anita mengaku sangat kaget. Perempuan berkerudung itu tidak menyangka yang bersangkutan begitu cepat dipanggil Sang Pencipta. ”Penyebab kematiannya saya tidak tahu detail. Karena posisinya sedang berduka,” ucapnya.
Perempuan berkacamata tersebut menjelaskan, istri Anang sempat menceritakan bahwa suaminya tidak mau makan, lemas, dan depresi karena keluarga besarnya meninggal dunia. Pada Ahad (7/6), Suwito, sang ayah, meninggal di RSUD dr Mohammad Zyn Sampang. Perawat senior di Sampang itu wafat pada umur 60 tahun. Baru empat bulan pensiun.
Sebelumnya Suwito bertugas di Puskesmas Kedungdung dan buka praktik di rumahnya di Kecamatan Kedungdung. Dia didiagnosis pasien dalam pengawasan (PDP). Belum dilakukan uji swab sehingga belum diketahui terkonfirmasi corona atau tidak.
Sehari kemudian, Senin (8/6), Sri Rahayu, ibunda Anang, juga wafat. Bidan senior Sampang itu pensiunan di Puskesmas Kamoning. Sepekan setelahnya giliran sang adik, dokter Deni Dwi Fitriyanto, meninggal dunia.
Dokter di Puskesmas Tambelangan tersebut meninggal pada umur 34 tahun dengan status terkonfirmasi Covid-19. Menurut Anita, dr Anang itu kepikiran karena kepergian ayah, ibu, dan adiknya yang berturut-turut begitu. ”Akhirnya drop. Itu informasi yang saya terima sementara,” terangnya.
Anita menyampaikan, dr Anang sudah tidak masuk bekerja di Puskesmas Socah sejak Jumat (5/6). Saat itu dia minta izin absen karena orangtuanya sakit. Pada Jumat (12/6) Anang datang untuk mengikuti kegiatan rapid test yang dilakukan puskesmas bagi semua pegawai. Hasil tes cepat Anang nonreaktif. ”Makanya kaget kok mendadak ada kabar duka ini,” katanya.
Anita tidak bisa memastikan apakah Anang positif Covid-19 atau tidak. ”Hanya, dia termasuk klaster dari Sampang,” ucapnya. Namun, seorang sumber di Diskes Sampang membenarkan bahwa dr Anang terkonfirmasi corona.