PKS: JANGAN SINIS DULU

RUU Ketahanan Keluarga Jadi Polemik

Nasional | Minggu, 23 Februari 2020 - 05:10 WIB

RUU Ketahanan Keluarga Jadi Polemik
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini meminta semua pihak jangan sinis dulu, terkait RUU Ketahanan Keluarga. (HENDRA EKA/JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga ditentang banyak pihak karena dinilai terlalu mengatur ranah pribadi. Namun hal ini tidak berlaku bagi Partai Keadilan Sejahtera.

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini meminta semua pihak jangan sinis dulu, terkait RUU Ketahanan Keluarga. Menurutnya, esensi aturan tersebut justru sangat baik untuk melahirkan generasi yang lebih baik ke depannya.


"Dalam pembahasan kita berargumentasi, jadi jangan belum melihat RUU sudah sinis duluan," kata Jazuli di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (22/2) malam.

Dia mengatakan, yang diinginkan FPKS dari RUU tersebut adalah memberikan pemahaman bahwa keluarga merupakan institusi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sehinga menurutnya, ketika institusi tersebut sukses, maka Indonesia akan berhasil melahirkan generasi yang lebih baik di masa mendatang.

"Ketika institusi keluarga "broken" maka banyak generasi yang akan hancur. Karena itu PKS menilai keluarga adalah institusi yang penting dalam memperoleh generasi yang baik bagi bangsa dan negara, disamping institusi-institusi sekolah formal tentunya," ujarnya.

Terkait beberapa pasal yang dinilai kontroversial oleh masyarakat, menrutnya tidak serta merta dicabut, Ini karena dalam pembahasannya akan terjadi perdebatan dan penyampaian argumentasi, mana yang lebih logis serta diterima.

Jazuli mengakui bahwa ada dua kader PKS yang menjadi pengusul RUU tersebut. Mereka yaitu Ledia Hanifa dan Netty Prasetiyani.

Senada dengan Jazuli, Presiden PKS Sohibul Iman menilai polemik dalam proses pembahasan RUU adalah "gizi" sebagai masukan agar menghasilkan produk legislasi yang baik.

Karena itu, dia menilai polemik tersebut tidak boleh dimatikan, termasuk pandangan sinis beberapa pihak namun harus memiliki argumentasi, dialektika, dan gagasan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook