Saat pemerintah Malaysia memutuskan lockdown akibat pandemi virus corona, tak banyak bahan makanan yang disiapkan Sofie Imam Faizal. Pelatih fisik Sabah FA itu pun sempat "mencuri" waktu untuk belanja. Akibatnya, dia harus berurusan dengan pihak kepolisian.
(RIAUPOS.CO) -- Kesempatan itu tak ingin dilewatkan Sofie Imam Faizal. Ketika pergi ke tempat latihan, pelatih asal Mojokerto tersebut juga memanfaatkannya untuk pergi belanja. Maklum, stok makanan di apartemen tempat tinggalnya tidak banyak. Padahal, terhitung sejak 18 hingga 31 Maret 2020, pemerintah Malaysia memutuskan lockdown.
Malaysia menutup diri seiring banyaknya warga yang positif terjangkit virus corona. Sejak diputuskan lockdown, siapa saja yang tinggal di Malaysia dilarang keluar rumah. Denda diberlakukan bagi yang melanggar. Tidak main-main, dendanya 1.000 ringgit atau kurungan 2 tahun.
Karena itu, ketika ada kesempatan pergi ke tempat latihan, Sofie "curi-curi" waktu untuk belanja. ”Ternyata saya kena razia polisi karena keluar. Kejadiannya dua hari lalu. Dan itu menjadi pengalaman menarik dalam hidup saya,” ungkap Sofie kepada JPG, Sabtu (21/3).
Tentu saja jantung pria 31 tahun itu sempat dag-dig-dug karena terjaring polisi tersebut. Sudah terbayang di benaknya denda yang akan dijatuhkan kepadanya. Beruntung, polisi tak jadi menjatuhkan denda kepadanya. Sofie diizinkan pulang. Tentu saja beserta belanjaan yang sudah dibelinya.
”Untung di mobil ada stiker juru latih (pelatih) Sabah FA,” kata Sofie. Stiker itulah yang menyelamatkannya. Polisi menganggap Sofie keluar dari tempat tinggalnya bukan tanpa sebab. Tapi, dia keluar karena memang menjalankan aktivitas latihan tim.
Meski begitu, bukan berarti Sofie bakal mencoba "curi-curi" waktu lagi. Mantan pelatih fisik tim nasional Indonesia U-19 tersebut memutuskan tidak lagi mengulangi keputusannya untuk keluar rumah saat masa lockdown masih diberlakukan. Toh, bahan makanannya dirasa sudah mencukupi.
Terlebih, Sofie tak mau lagi membuat jantungnya berdegup kencang karena berurusan dengan polisi. ”Aktivitas sekarang ya bangun tidur, olahraga ringan di bawah sinar matahari pagi, masak, baca-baca, dan nonton tv,” sebutnya.
Alumnus Universitas Negeri Malang tersebut ogah keluar dari tempat tinggalnya lagi. Sekalipun sejak Jumat siang (20/3) paket data di telepon genggamnya habis. ”Kemarin paket habis. Sekarang hanya bisa chat, tidak bisa telepon,” tuturnya. ”Saya bertapa saja di apartemen. Yang penting stok makanan sudah cukup. Jadi, tidak perlu keluar lagi biar tidak kena block polisi,” imbuhnya.
Dan, yang tidak kalah penting, meski paket data habis, Sofie tetap bisa berkomunikasi dengan keluarga di Tanah Air. Tak bisa teleponan lagi memang. Tapi, chat lewat WhatsApp disebutnya sudah cukup.
”Alhamdulillah komunikasi tetap lancar. Kemarin keluarga sempat panik dan khawatir. Tapi, saya selalu yakinkan bahwa kondisi saya di Malaysia baik-baik saja. Situasi juga aman,” ujarnya.(c17/ali/jpg)
Laporan MIFTAKHUL FS, Surabaya