Perubahan Iklim Picu Hujan Ekstrem

Nasional | Minggu, 21 Februari 2021 - 10:22 WIB

Perubahan Iklim Picu Hujan Ekstrem
Petugas penyelamat membantu warga yang terkena dampak banjir di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (20/2/2021). (REZAS/AFP)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi intensitas hujan ekstrem masih terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. BMKG menyebut perubahan iklim global menjadi penyebab utama kondisi tersebut. Kondisi itu diprediksi menyebabkan terjadinya banjir hingga longsor.

”Kami mencatat dari perubahan iklim ini adalah meningkatnya intensitas curah hujan lebat,” kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal, Sabtu (20/2).


Akibat perubahan iklim itu, Herizal menjelaskan bahwa hujan lebat dalam kurun waktu sehari atau dua hari merupakan representasi hujan yang terjadi selama satu bulan.

BMKG menyebutkan hujan dengan intensitas paling besar di Jakarta terjadi di awal tahun lalu. Menyentuh angka 370 milimeter per hari. Untuk tahun ini, intensitas curah hujan ekstrem di Kalimantan tercatat yang paling besar. ”Ke depan kita akan melihat angkaangka ini lebih banyak lagi,” jelasnya.

Lebih jauh Herizal menjelaskan,  perubahan iklim mengakibatkan temperatur di bumi meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan itu sejalan dengan meningkatnya gas rumah kaca. Dia menyebut sebelum revolusi industri, konsentrasi gas rumah kaca tidak pernah lebih dari 280 ppm. ”Sekarang sudah 400 ppm,” ungkapnya.

Secara teori, efek gas rumah kaca yang terus meningkat membuat temp eratur udara di muka bumi semakin tinggi. Bukti paling nyata dari perubahan itu adalah menyusutnya gunung es.

Di Indonesia, sebagaimana pe­ngamatan yang dilakukan BMKG, luasan es di puncak Jayawijaya dari tahun ke tahun terus menyusut. Karena itu, BKMG mengimbau semua elemen untuk bersinergi dalam menghadapi perubahan iklim saat ini.

Semua pihak dengan kapasitas masing-masing dapat berkontribusi. Misalnya, melakukan penghematan dalam penggunaan energi. Baik itu energi fosil maupun energi rumah tangga. ”Kita juga harus perhatikan lingkungan kehijauan kita,”  ujar dia.

Curah hujan yang tinggi menyebabkan DKI Jakarta dilanda banjir, kemarin. PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyampaikan, hingga saat ini masih terpantau genangan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek km 19 arah Jakarta yang diakibatkan oleh air Kali Jambe Bekasi Timur.

Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru mengatakan, untuk mencairkan kepadatan yang terjadi menuju lokasi terdampak genangan, pihaknya dengan diskresi kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas contraflow mulai dari km 21 hingga km14 Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta sejak pukul 15.00 WIB.

“Saat ini genangan di km 19 arah Jakarta terpantau berada di Bahu Jalan, Lajur (L) 1 hingga L3, hanya L4 yang dapat dilintasi oleh kendaraan. Rest area km 19 arah Cikampek masih dilakukan penutupan,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (20/2).

Ia menyebutkan, hingga saat ini, selain melakukan rekayasa lalu lintas contraflow, Jasa Marga juga menempatkan petugas untuk melakukan pengaturan lalu lintas di lokasi genangan, memfungsikan pompa yang juga bersinergi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) 1 unit dengan kapasitas 500 liter per menit serta membuat tanggul untuk menahan aliran air Kali Jambe.

Dwimawan mengungkapkan, sementara, untuk ruas jalan tol lainnya, hingga pukul 15.30 WIB untuk titik genangan di Jalan Tol Jasa Marga Group saat ini masih dilakukan penanganan.

Jalan tol Jakarta-Tangerang pada km 4 arah Jakarta maupun arah Tangerang saat ini terdapat genangan di L1. L2 dan L3 bisa dilintasi kendaraan. Saat ini dilakukan penanganan berupa pemasangan tanggul dan pompa.

Sedangkan, km 24 arah Tangerang, saat ini terdapat genangan di L1. L2 sampai L4 bisa dilintasi kendaraan. Saat ini dilakukan penanganan dengan pompa. “Simpang susun (SS) Bitung, saat ini terdapat genangan di terowongan dan dilakukan penutupan total di off ramp. Kendaraan dialihkan dikeluarkan melalui GT Cikupa,” tuturnya.

Lalu, jalan tol Jagorawi pada km 3+800 arah Jakarta, saat ini terdapat genangan di L1, L2 hingga L5 dapat dilintasi. Saat ini dilakukan penanganan dengan tanggul dan pompa.

Kemudian, untuk jalan tol dalam kota Jakarta, pada km 00+100 tergenang, arah Cikampek L2 bisa dilintasi, arah Jakarta L2 bisa dilintasi. “Saat ini dilakukan dengan pompa dan pengaturan lalu lintas oleh petugas,” ujarnya

Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan, meskipun curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir di beberapa daerah, namun kereta api jarak jauh aman dan lancar.

Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan, perjalanan kereta api jarak jauh ada yang terdampak dan tetap beroperasi sesuai jadwal.

“Terkait kondisi pasca hujan lebat di area Daop 1, dapat kami sampaikan bahwa sejauh ini perjalanan KA Jarak Jauh di area Daop 1 Jakarta terpantau aman dan lancar,“ ujarnya kepada JawaPos.com dalam pesan singkatnya, Sabtu (20/2).

Sementara untuk perjalanan KRL saat ini terpantau normal di semua lintas, setelah sebelumnya operasional perjalanan KRL pada lintas Pondok Ranji–Kebayoran sempat terhambat mulai pukul 04.30 WIB sehubungan dengan tergenangnya jalur rel di lintas tersebut tepatnya di km 17+4/6. “Namun mulai pukul 07.22 WIB genangan air telah surut dan jalur rel kini dapat dilalui secara normal kembali,” ucapnya.

Secara keseluruhan seluruh perjalanan KA di area Daop 1 Jakarta terpantau normal untuk saat ini. “Masyarakat dihimbau untuk tetap berhati-hati saat beraktivitas pada saat kondisi hujan,” ujarnya.

Sedangkan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mendorong Pemerintah Pusat, Gubernur Jakarta, Jawa Barat, Banten serta stakholder terkait dapat duduk bersama dalam menyelesaikan permasalahan banjir yang hampir setiap tahunnya terjadi di Jabodetabek.

“Banjir di Jabodetabek pagi ini  (kemarin, red) disebabkan curah hujan tinggi, Namun tentunya itu juga dikarenakan tata kelola ruang terbuka hijau yang dimiliki setiap provinsi kurang baik dan banyak yang telah beralih fungsi,” ujar Azis Syamsuddin kepada wartawan, Sabtu (20/2).

Politikus Golkar itu menjelaskan banyak daerah resapan air yang telah menjadi pemukiman, sehingga permasalahan banjir di wilayah Jabodetabek harus diselesaikan dari hulu ke hilir. Setiap kepala daerah memiliki komitmen bersama untuk menyelesaikan banjir.

“Pemerintah daerah harus lebih memperketat izin administrasi terhadap pembangunan infratruktur yang dapat menganggu resapan air, sehingga tata kelola sumber daya air dan sistem drainase di setiap daerah dapat berfungsi sebagaimana mestinya,” katanya.

Lebih lanjut, Azis Syamsuddin meminta masyarakat untuk membiasakan hidup disiplin dengan tidak membuang sampah sembarangan ke aliran sungai, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah di aliran sungai saat musim hujan tiba. “Masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan menjadi salah satu sumber penyebab banjir,” ungkapnya.

Azis juga mendesak aparat Kementerian Sosial (Kemensos) , Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TNI, Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dapat memberikan bantuan kepada daerah yang terkena banjir dengan membangun posko bantuan.(tyo/c6/ttg/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook