Festival LIKE 2023, Talkshow Usung Tema Masyarakat Sejahtera, Alam Lestari

Nasional | Senin, 18 September 2023 - 13:39 WIB

Festival LIKE 2023, Talkshow Usung Tema Masyarakat Sejahtera, Alam Lestari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) Road to Cop 28 UEA 2023. (YUSNIR/RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) Road to Cop 28 UEA 2023. Festival ini berlangsung selama dua hari, dari 16-17 September 2023 di Arena Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.

Salah satu rangkaian kegiatannya, yaitu acara Talkshow. Talkshow ini dibagi menjadi 4 Zona, yaitu Zona A (Zona Biru), Zona B (Zona Kuning), Zona C (Zona hijau), dan Zona D (Zona Ungu).


Setiap zona mengangkat tema yang berbeda. Seperti Zona Ungu D dengan mengusung tema ''Masyarakat Sejahtera Alam Lestari'' dengan membahas berbagai bahasan yang dapat dikonsultasikan. 

Pada hari pertama, ada tiga kegiatan Talkshow yang didiskusikan dengan mengusung tema ''Kaum Muda Tangguh dan Tanggap Energi Baru Terbarukan: Mendorong Perubahan Berkelanjutan.

Kemudian, kegiatan kedua mengangkat tema yang bertajuk "Prospek Multi Usaha Rakyat Menuju Pembangunan Hijau dan dilanjutkan talkshow ketiga dengan mengangkat tema "Young Farmer Social Entrepreneurs.

Narasumber berasal dari berbagai pihak. Dalam talkshow yang mengusung tema "Prospek Multi Usaha Rakyat Menuju Pembangunan Hijau” menghadirkan tiga pembicara.

Salah satunya, Ketua LPHD Wanagiri Kabupaten Buleleng Bali I Made Darsana. Made mengatakan, bahwa Perhutanan Sosial telah memberikan aspek legal yang menjadi kunci masyarakat bisa berperan dalam pengelolaan hutan secara tenang dan nyaman. 

Menurut dia, berbagai kegiatan pengelolaan perhutanan sosial antara lain pemanfaatan air terjun untuk wisata.
I Made menyebut sebanyak 225 warga telah mendapatkan penghasilan dari pengelolaan wisata air terjun. 

Selain pengelolaan air terjun, tambah I Made, LPHD Wanagiri juga memanfaatkan kawasan perhutanan sosial untuk menanam berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan kopi. 

Selain I Made Darsana, ada 2 narasumber lainnya yaitu Ketua LPHD Way Kalam, Masdira Tiandy dan CEO PT. Tanyuk, Vincent Luhur.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Perhutanan Sosial, Bambang Supriyanto selaku penanggap pada sub tema ini mengatakan bahwa Perhutanan Sosial dengan multi usaha memberikan peluang kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkannya secara berkelanjutan melalui tiga tata kelola yaitu tata kelola kelembagaan, tata kelola usaha dan tata kelola kawasan. 

"Melalui perhutanan sosial mampu membangun green ekonomi yang menciptakan pendapatan, perhutanan sosial membangun rasa aman petani dalam pengelolaan kawasan hutan, dan perhutanan sosial membangun ketahanan pangan melalui model agroforestry," ujarnya.

Pada sub tema prospek multi usaha rakyat menuju pembangunan hijau yang dipandu oleh moderator Prita Laura, tampil pula selaku penanggap yaitu Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah dan Guru Besar IPB, Prof. Dodik Ridho Nurrochmat.

Pada hari kedua, ada tiga sub tema lainnya yang tak kalah menariknya pada hari pertama.

Diantaranya, dengan mengusung tema "Menuju Lemitraan Konservasi yang Berkeadilan, Berkelanjutan, Berkesejahteraan dan Ramah Iklim.

Kemudian, pada kegiatan Talkshow kedua mengusung tema "Peran Masyarakat Dalam Pelestarian Lingkungan di Tingkat Tapak dan terakhir "Bambu Solusi Berbasis Alam: Penggerak Ekonomi Rakyat dengan Produk Ramah Lingkungan.

Acara tersebut mendapat apresiasi dan antusiasme yang tinggi dari peserta yang hadir dari berbagai kalangan karena mereka mendapat ruang untuk menyampaikan aspirasi dan bertukar ilmu serta mengajak untuk mencintai lingkungan.

 

Laporan: Yusnir (Jakarta)

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook